REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dinilai memiliki sumber daya dan potensi pasar yang menjanjikan dalam industri mobil listrik. Sejumlah pabrikan pun mulai melakukan investasi untuk menunjang beragam inftastruktur produksi electric vehicle (EV).
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, Kementerian Perindustrian sempat melakukan kunjungan ke Jepang untuk melakukan pertemuan dengan sejumlah prinsipal industri otomotif.
"Pertemuan itu pun itu berhasil mencapai sejumlah komitmen investasi baru dari beberapa pabrikan seperti Toyota, Honda, Suzuki dan Mitsubishi," kata Agus Gumiwang Kartasasmita beberapa waktu lalu.
Menurutnya, Toyota berkomitmen untuk melakukan investasi baru senilai Rp 28 triliun hingga 2024. Investasi itu dilakukan untuk memproduksi sejumlah kendaraan hybrid dan BEV di Indonesia.
Sementara itu, Honda berkomitmen untuk melakukan investasi senilai Rp 5,2 triliun. Investasi yang juga dilakukan hingga 2024 itu pun dilakukan untuk melakukan produksi kendaraan baru yang ramah lingkungan dan sesuai dengan pasar Indonesia.
Suzuki dan Mitsubishi berencana untuk melakukan investasi sebesar Rp 1,2 triliun dan Rp 11 triliun dan akan digunakan juga untuk mendukung proses produksi kendaraan ramah lingkungan di tanah air.
"Seluruh aksi investasi ini membuktikan bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan utama para investor dalam melakukan pengembangan industri kendaraan bermotor," ujarnya.
Selain dari pabrikan Jepang, investasi juga datang dari Korea lewat Hyundai Motor Group. Melalui kerja sama dengan LG Energy Solution. Ltd, Hyundai Motor Group memilih Indonesia sebagai lokasi pabrik sel baterai untuk battery electric vehicle (BEV).
Berdasar keterangan pers kepada Republika beberapa waktu lalu, Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution telah menandatangani nota kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemerintah Indonesia untuk membentuk joint venture di Indonesia sebagai upaya dalam memproduksi sel baterai dari mobil listrik. Hyundai menilai, kolaborasi ini dilakukan untuk memastikan pasokan baterai yang stabil.
Melalui MoU ini, Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution akan menginvestasikan dana senilai 1,1 miliar dolar AS ke dalam joint venture untuk membangun pabrik sel baterai di Karawang, Jawa Barat. Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution masing-masing akan berhak atas 50 persen kepemilikan saham pada joint venture ini.