REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada pendapat populer yang mengungkapkan bahkan konsumsi karbohidrat "lambat" dapat memberikan hasil penurunan berat badan yang lebih baik dibandingkan karbohidrat "cepat". Studi terbaru menemukan bahwa pendapat ini tidak tepat.
Karbohidrat "lambat" merupakan sebutan untuk makanan dengan indeks glikemik (IG) yang rendah. Sebaliknya, karbohidrat "cepat" merupakan sebutan untuk makanan dengan IG tinggi.
Sebelumnya, makanan dengan IG tinggi seperti kentang putih dinilai dapat berdampak buruk bagi penurunan berat badan karena dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang lebih tinggi. Peningkatan kadar gula darah ini dinilai turut menyebabkan terjadinya lonjakan serupa pada insulin. Insulin merupakan hormon yang memainkan peran besar dalam penambahan berat badan.
Sebaliknya, makanan dengan IG rendah dicerna dengan lebih lambat di dalam tubuh. Oleh karena itu, konsumsi makanan dengan IG rendah tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah dan insulin yang tinggi.
Berdasarkan studi komprehensif terbaru, konsumsi karbohidrat "cepat" atau makanan dengan IG tinggi tidak memicu terjadinya kenaikan berat badan. Studi ini menganalisis data dari 43 cohort.
Berdasarkan studi terbaru ini, peneliti menemukan bahwa karbohidrat, baik dengan IG rendah atau tinggi, bisa memainkan peran dalam pola makan yang sehat. Menghindari sumber karbohidrat tertentu dengan tujuan penurunan berat badan sebenarnya tidak berarti.
"Studi ini merupakan yang pertama mendemonstrasikan secara definitif bahwa karbohidrat "cepat" tidak membuat Anda gemuk," ujar salah satu peneliti Glenn Gaesser PhD, seperti dilansir SlashGear, Ahad (15/8).
Berlawanan dengan kepercayaan banyak orang, konsumsi makanan dengan IG tinggi tidak membuat risiko obesitas atau penambahan berat badan menjadi lebih tinggi dibandingkan konsumsi makanan ber-IG rendah.
"Selain itu, (mereka yang mengonsumsi karbohidrat "cepat") tidak memiliki kemungkinan yang lebih rendah untuk menurunkan berat badan," jelas Gaesser.
Terkait penurunan berat badan, Gaesser dan tim lebih menganjurkan konsumsi karbohidrat yang seimbang dan tidak berlebih. Konsumsi karbohidrat yang seimbang dapat memberikan asupan serat dan zat gizi lain yang dapat menurunkan risiko penyakit serta menjaga berat badan lebih sehat.