REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Astrobiology melaporkan bahwa radiolisis dapat mendukung kehidupan mikroba di bawah permukaan Mars. Radiolisis adalah proses di mana jauh di bawah tanah, unsur-unsur radioaktif menghancurkan molekul air, menghasilkan bahan-bahan yang dapat memicu kehidupan di bawah tanah.
Proses tersebut telah menopang bakteri di celah-celah terisolasi yang berisi air dan pori-pori baru di Bumi selama jutaan hingga miliaran tahun. Dilansir dari Space, Senin (16/8), badai debu, sinar kosmik dan angin matahari merusak permukaan Mars. Tapi di bawah tanah, beberapa kehidupan mungkin menemukan tempat perlindungan.
“Lingkungan dengan peluang terbaik untuk layak huni di Mars adalah di bawah permukaan,” kata Jesse Tarnas, seorang ilmuwan planet di Jet Propulsion Laboratory NASA dan penulis utama studi baru tersebut.
Meneliti bawah tanah Mars dapat membantu para ilmuwan mempelajari apakah kehidupan bisa bertahan di sana. Sampel bawah permukaan terbaik yang tersedia saat ini adalah meteorit Mars yang telah mendarat di Bumi.
Tarnas dan rekan-rekannya mengevaluasi ukuran butir, susunan mineral dan kelimpahan unsur radioaktif di meteorit Mars dan memperkirakan porositas kerak Mars menggunakan data satelit dan rover.
Mereka memasukkan atribut-atribut ini ke dalam model komputer yang mensimulasikan radiolisis untuk melihat seberapa efisien proses itu menghasilkan gas hidrogen dan sulfat. Sulfat adalah bahan kimia yang dapat menggerakkan metabolisme bakteri bawah tanah. Para peneliti melaporkan jika ada air, radiolisis di bawah permukaan Mars dapat mempertahankan komunitas mikroba selama miliaran tahun dan mungkin masih bisa sampai sekarang.
Para ilmuwan sebelumnya telah mempelajari radiolisis Mars, tetapi ini menandai perkiraan pertama menggunakan batuan Mars untuk mengukur kelayakhunian bawah permukaan planet. Tarnas dan rekan-rekannya juga mengevaluasi potensi kekayaan kehidupan di bawah tanah Mars dan menemukan sebanyak satu juta mikroba bisa ada dalam satu kilogram batu.
Sampel meteorit yang paling layak huni yang dianalisis tampaknya terbuat dari jenis batuan yang disebut breksi regolit. “Ini diperkirakan berasal dari dataran tinggi selatan Mars, yang merupakan medan paling kuno di Mars,” kata Tarnas.
Seorang ilmuwan planet di Universitas Rutgers Lujendra Ojha mengatakan kehidupan bawah tanah, seperti yang dijelaskan oleh penelitian ini, akan membutuhkan air. Hingga saat ini masih belum diketahui apakah air tanah ada di planet ini. Menentukan apakah kerak Mars mengandung air akan menjadi langkah penting berikutnya, tetapi penyelidikan ini membantu memotivasi pencarian itu.
“Di mana ada air tanah, mungkin ada kehidupan,” ujar Ojha.