REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Selama ini, pemanasan globar dinilai terjadi karena polusi carbon dioksida (CO2). Tapi, sebuah studi mengungkap bahwa hal itu bukan hal yang benar.
Dikutip dari Newsmax pada Selasa (17/8), sanggahan itu menilai bahwa pemanasan global terjadi karena pancaran suhu panas dari matahari.
Artinya, para ilmuwan itu sangat bertentangan dengan kesimpulan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). Tapi, sejumlah ilmuwan tetap meyakini bahwa pemanasan global bukan disebabkan oleh matahari.
Karena, studi yang menganggap bahwa matahari adalah penyebab pemanasan global itu tak mampu menunjukan seberapa besar peran matahari dalam menimbulkan global warming.
Di satu sisi, ilmuwan dan fisikawan surya mengatakan IPCC "prematur" dalam menyalahkan CO2 dalam global warming. Karena, IPCC menyimpulkan dengan data kurang lengkap terutama data soal pancaran panas matahari.
Salah satu ilmuwan yang terlibat dalam studi terbaru itu, Ronan Connolly, Ph.D mengatakan, IPCC mengumulkan data yang berbeda untuk menghasilkan kesimpulan yang berlawanan. "Dalam desakan mereka untuk memaksakan konsensus ilmiah, IPCC tampaknya telah memutuskan untuk hanya mempertimbangkan kumpulan data dan studi yang mendukung narasi yang mereka pilih," kata Ronan.
Penelitian terbaru ini pun diharapkan dapat memantik penelitian lainya untuk menyajikan fakta dengan data yang jauh lebih komprehensif. Fakta ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap sejumlah kebijakan yang perlu diambil dalam penanganan pemanasan global.