Sabtu 21 Aug 2021 19:11 WIB

Memulai Literasi, Saatnya Libatkan Anak Jadi 'Superhero'

Anak saya kemudian mengajak temannya untuk membaca buku yang ada dirinya

Membaca buku yang dilakukan orang tua dan anak bisa membantu mengurangi stres selama pandemi Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Membaca buku yang dilakukan orang tua dan anak bisa membantu mengurangi stres selama pandemi Covid-19 (ilustrasi).

Oleh : Sariningsih, penulis buku

REPUBLIKA.CO.ID, Saya seorang ibu dan penulis. Suatu hal yang menyenangkan ketika tulisan saya dibaca oleh banyak orang. Yang paling membuat saya senang adalah ketika menulis buku, kemudian anak saya menjadi suka membaca. Dia selalu membaca habis buku yang saya tulis. Padahal dulu, dia sering enggan untuk membaca. 

Sebagai seorang ibu, meminta anak untuk mencintai literasi dan buku, bukanlah pekerjaan yang mudah. Kita berpacu dengan kemajuan teknologi, seperti handphone, tiktok, game, aplikasi video atau bisa jadi tontonan televisi. Saya juga merasakan bagaimana sulitnya mengajak anak-anak mencintai buku dan literasi. Buku-buku yang ada di lemari terkadang hanya sebagai hiasan. Sedih kan? sedih sekali. 

Apalagi kalau melihat anak-anak sudah bermain handphone berjam-jam. Rasanya ingin marah, karena kadang mereka tidak tahu batas waktu bermain handphone. Bahkan ada kejadian, anak-anak menjadi tantrum ketika diminta untuk berhenti bermain handphone. Alhasil ibu dan anak bisa jadi otot-ototan. Keadaan seperti itu juga pernah saya rasakan.

Ada banyak cara yang saya lakukan untuk membuat anak-anak mencintai literasi dan buku. Misalnya cara klasik dengan membacakan cerita sebelum mereka tidur, mengajak mereka membaca bersama, membelikan berbagai buku cerita dan pop up. Membelikan buku yang menarik dengan suara yang bisa keluar dari buku.

Saya juga pernah membuat program wajib mereka harus membaca buku sebelum bermain handphone, membaca sebelum mereka jajan. Yang paling amazing, hasilnya adalah ketika saya menulis buku dengan tokoh anak saya dalam buku tersebut. Ternyata saat itu, Anak tersebut benar-benar memperhatikan setiap kata, membaca setiap kalimat, membaca setiap halaman dan gambar yang ada dalam buku tersebut.Mereka melahap habis isi buku. Mungkin mereka merasa  bak superhero saat menjadi tokoh dalam buku yang saya tulis itu.

Saya dan beberapa penulis yang tergabung dalam program penulisan buku, akhirnya saling pantau. Bagaimana reaksi anak ketika buku yang kami tulis. Apakah dibaca dengan baik atau biasa saja. Hasilnya, luar biasa. Reaksi anak-anak yang saat senang dan gembira. Mereka sibuk membolak-balikkan halaman buku. Mencari namanya. Membaca setiap kata, membaca setiap kalimat demi kalimat. Menghabiskan semua paragraf dan menghabiskan semua cerita tentang mereka.

Tidak hanya itu, anak saya tidak hanya membaca buku itu. Ia kemudian mengajak temannya untuk membaca buku yang ada dirinya. Dia menjadi pribadi yang percaya diri dan bangga dengan dirinya. Mereka bahagia menjadi tokoh dalam buku cerita tersebut. Tentu ini bonding yang baik untuk mendekatkan hubungan orang tua dan anak. Anak-anak merasa dicintai dan disayangi oleh orang tuanya.

Kabar gembiranya, ada penelitian yang mengatakan bahwa anak-anak yang mau  membaca akan memiliki keterampilan berbahasa dan membuka kesempatan lebih besar buat anak untuk belajar membaca. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh The Journal Pediatrics menunjukkan betapa aktivitas rutin membaca yang dibiasakan sejak dini dapat meningkatkan perkembangan otak anak. Bahkan lewat mendengarkan cerita yang dibacakan, bisa membawa perubahan positif pada perkembangan kognitifnya.

Bonus lain, ketika buku yang memuat cerita tentang anak adalah anak-anak bisa mengambil pesan positif dari cerita yang kita buat. Mereka akan lebih bisa menerima dan ingat dengan apa yang kita tulis. Apa yang kita tulis dan sampaikan akan tertanam sampai mereka dewasa. Bahkan jika buku itu masih ada, buku itu bisa mereka baca lagi ketika mereka dewasa dan mempunyai anak. Kalau ini harapan jangka panjang, ya. Tentu saja ketika mereka sudah nyaman membaca itu sudah menjadi bonus untuk kita para orang tua.

Saya bertekad untuk mengajak agar anak-anak turut dilibatkan dalam setiap cerita yang saya buat agar mereka mencintai buku. Buku itu juga akan menjadi pesan dan jejak dari kami, orang tuanya. Anak-anak yang merasakan namanya ditulis dalam cerita kemudian menjadi anak yang melek literasi. Menjadi anak yang suka membaca. Atau bahkan mereka suatu saat akan menjadi penulis yang hebat. Tentu kita tidak menampik akan lahir penulis hebat dari anak-anak yang mencintai literasi. Karena berharap dan bermimpi itu gratis, maka tidak ada salahnya kita membayangkan banyak kebaikan untuk anak-anak. Seperti bermimpi sederhana seperti ini, mereka bisa jadi seorang anak yang mencintai literasi dan kelak ketika dewasa menjadi penulis terkenal dan hebat. Doa orang tua kan mustajab, jadi siapa tahu ketika berdoa, ada malaikat yang mengabulkan doa tersebut, bonus kita jadi makin banyak kan!

Jadi kapan kita mulai menulis?

Coba saja, bisa bergabung dengan berbagai komunitas menulis, mulai belajar merangkai kata menjadi cerita. Kadang mungkin tidak cukup sekali, cobalah terus untuk menulis. Ingat semua kebahagiaan yang akan didapat ketika menulis. Ingat bagaimana reaksi anak-anak ketika membaca cerita yang melibatkan mereka sebagai tokoh superhero. Ingat bagaimana raut wajah bahagianya. Bahwa ini adalah salah satu cara untuk mendekatkan anak-anak pada dunia literasi, agar kelak mereka akan melek literasi dan mencintai buku.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement