Senin 23 Aug 2021 07:16 WIB

UMM Raih Lisensi TKBI dari Kemendikbudristek

Masyarakat tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk melakukan tes bahasa Inggris

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil mendapatkan lisensi penyelenggaraan Tes Kemampuan Berbahasa Inggris (TKBI) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Rabu (11/8) lalu.
Foto: Dokumen.
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil mendapatkan lisensi penyelenggaraan Tes Kemampuan Berbahasa Inggris (TKBI) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Rabu (11/8) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil mendapatkan lisensi penyelenggaraan Tes Kemampuan Berbahasa Inggris (TKBI) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Rabu (11/8) lalu. Dengan pemberian lisensi ini, UMM menjadi satu-satunya universitas swasta yang mendapatkan hak penyelenggaraan TKBI.  

Kepala bagian Language Center UMM, Masduki mengatakan, penyelenggaraan tes di UMM bertujuan agar masyarakat tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk melakukan tes bahasa Inggris. Apalagi jika melakukan tes di penyedia jasa tes luar negeri. Selain menghemat biaya dengan menggunakan tes bahasa inggris di dalam negeri, masyarakat juga turut berpartisipasi dalam mengurangi pelarian modal atau capital flight ke luar negeri.

Dosen Prodi Bahasa Inggris ini menjelaskan beberapa kriteria untuk mendapatkan lisensi dari Kemendikbudristek. Pertama, sistem skoring untuk menentukan hasil tes. Kedua ada pengembangan sistem yang dilakukan oleh UMM. Ketiga, sistem telah melewati fase uji coba. 

Keempat, adanya kerja sama dengan pihak ketiga dalam hal penggunaan sistem tes. "Kemudian yang terakhir yakni adanya tim ahli di dalamnya," ucapnya.

Pada aspek kerja sama dengan pihak ketiga, selain digunakan oleh mahasiswa dan alumni, TAEP UMM ini juga telah digunakan oleh perusahaan negeri maupun swasta. Salah satunya dalam tes seleksi karyawan Bank Indonesia (BI) pada 2018 dan 2019.

Adapun mengenai keunggulan tes TAEP UMM yaitu ada pada kekhasannya. Kekhasan ini tercipta dari pengisi suara yang tidak hanya diisi oleh para native speaker dari negara Amerika dan Inggris, tetapi juga non-native speaker dari negara-negara Asia. 

Seperti diketahui, native speaker biasanya banyak diisi oleh budaya negara Amerika dan Inggris. "Namun, pada TAEP kami juga mengisi dengan kebudayaan-kebudayaan Asia, khususnya Indonesia,” kata Masduki. 

Keunggulan Test of Academic English Proficiency (TAEP) UMM juga ada pada aspek kecepatan analisis skor. Para peserta TAEP sudah bisa melihat skornya tujuh menit setelah proses pengerjaan tes selesai. Hal tersebut dapat terjadi karena TAEP menggunakan Rapid Reporting System.

Selain cepat dalam hal mengetahui skor hasil ujian, tes jenis ini juga unggul dalam kecepatan pemberian sertifikat. Terhitung hanya butuh waktu satu jam bagi para peserta untuk memperoleh sertifikat digital. 

Sertifikat digital ini juga dapat menghalau pemalsuan. Hal tersebut terjadi karena pihak ketiga dapat mengakses keaslian sertifikat dan perolehan skor di laman TAEP UMM.

Masduki berharap TAEP UMM akan terus berkembang dan semakin baik ke depannya. Dia juga ingin masyarakat tidak lagi menganggap sebelah mata penyelenggara TKBI lokal. "Dan mulai menggunakannya,” kata pria kelahiran Tulungagung ini.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement