REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Lizzo mengaku tak lagi menggunakan deodoran dan bau badannya tidak mengganggu. Orang-orang juga ada yang jarang memakai deodoran ketika pandemi Covid-19 membuat mereka lebih banyak di rumah.
Apa yang terjadi jika ketika kita berhenti memakai deodoran untuk jangka waktu yang lama? Kalau yang biasanya dipakai adalah deodoran antiperspiran bebas aluminium, maka kita akan mengalami lebih banyak perubahan pada tingkat keringat.
Sebab, formula antiprespiran bekerja lebih dari sekadar mencegah bau badan. Antiprespiran berfungsi untuk mengurangi produksi keringat.
"Antiperspiran bekerja dengan menghalangi kelembapan mencapai permukaan kulit," kata dokter kulit bersertifikat di New York City Joshua Zeichner, dikutip dari laman Well and Good, Ahad (22/8).
Dr. Zeichner mengatakan, antiperspiran mengandung garam aluminium yang membentuk sumbatan di dalam kelenjar keringat untuk mencegah keringat berlebih. Sementara itu, terlepas dari kepercayaan populer bahwa menghentikan penggunaan antiperspiran akan mendetoksifikasi ketiak, satu-satunya organ detoksifikasi di tubuh sebetulnya adalah hati dan ginjal.
"Tanpa antiperspirant, kulit Anda mungkin lebih baik membersihkan daki, minyak, dan kotoran yang menumpuk di kulit dan di dalam kelenjar keringat," kata Dr. Zeichner.
Dengan menghentikan penggunaan antiperspiran, Dr. Zeichner mencatat bahwa mikrobioma alami kulit berpotensi dapat direset. Antiperspiran bekerja dengan menurunkan tingkat bakteri penyebab bau yang hidup di ketiak.
"Beberapa orang berspekulasi bahwa menghentikan penggunaan akan membantu mereset mikrobioma alami kulit, meskipun tidak jelas apakah ini berdampak signifikan pada kesehatan Anda," ungkap dia.
Meskipun menghentikan penggunaan antiperspiran atau deodoran sama sekali belum dipelajari secara menyeluruh, Dr. Zeichner menunjukkan bau ketiak pasti akan kembali ketika Anda tidak memakainya. Jadi lebih baik untuk berhati-hati.