REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yang berasal dari jurusan Teknik Biomedis dan jurusan Kedokteran merancang inovasi sebagai alternatif penanganan stroke. Inovasi yang dimaksud merupakan membran berupa scaffold nanofiber PLLA-Kitosan dengan modifikasi heparin melalui cross-linking dengan genipin pada permukaanya sebagai kandidat patch angioplasty
Dhea Saphira Salsabila, ketua tim menjelaskan, scaffold berbahan PLLA digunakan karena memiliki sifat mekanik yang baik. Kemudian dikombinasikan dengan kitosan untuk memperbaiki karakteristiknya yang sulit berinteraksi dengan air dan cukup rapuh.
"Selain itu, sifat anti bakteri pada kitosan dapat mengurangi kemungkinan infeksi. Selanjutnya, heparin digunakan untuk mencegah penggumpalan darah,” ujar Dhea, Senin (23/8).
Dhea mengaku, timnya telah melakukan penelitian selama lima bulan di Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga secara luring. Hal ini disebabkan peralatan untuk pembuatan nanofiber, yaitu alat electrospinning dan perlatan pengujian hanya terdapat di laboratorium.
Indira, salah satu anggota tim menjelaskan, penelitian secara luring cukup rumit karena adanya kebijakan seperti Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kebijakan membuat tim harus memperhatikan protokol kesehatan yang ketat dan melakukan beberapa bagian penelitian dari rumah masing-masing.
Hasil penelitian berdasarkan serangkaian uji, seperti uji sudut kontak, uji degradasi, uji adsorpsi fibrinogen, uji anti koagulasi, dan uji sifat mekanik, menunjukkan potensi yang menjanjikan untuk aplikasi klinis pada jaringan vaskular. Penelitian ini diakuinya berpotensi besar untuk penanganan kasus stroke yang saat ini prevelasinya semakin tinggi di Indonesia.
"Hasil studi in vitro dalam penelitian ini menunjukkan potensi untuk pengembangan aplikasi vaskular lainnya seperti alat stent dan pembuluh darah buatan (hollow fiber)” ujarnya.
Seperti diketahui, perubahan gaya hidup berupa peningkatan konsumsi makanan cepat saji dan penurunan aktivitas fisik menyebabkan peningkatan penyakit cardiovaskuler. Salah satunya stroke, yang disebabkan penyumbatan lemak pada pembuluh darah, yang dikenal sebagai stroke iskemik.
Prosedur Carotid Endarterectomy (CEA) merupakan salah satu prosedur pengangkatan lemak pada arteri yang dilakukan untuk mencegah stroke. Akan tetapi, pengangkatan lemak ini dapat menyebabkan penyempitan diameter dinding pembuluh darah.
Oleh sebab itu, umumnya digunakan patch atau membran yang dikenal dengan nama patch angioplasty. Membran tersebut membantu menutup dan melebarkan diameter pembuluh darah untuk mengurangi resiko stroke lanjutan.
Namun, pada beberapa kasus penggunaan membran komersial saat ini dilaporkan terjadi infeksi, penyumbatan, pembesaran, atau penonjolan pembuluh darah akibat melemahnya dinding pembuluh darah, dan gangguan vena. Hal ini terjadi karena bahan yang digunakan sebagai patch angioplasty kurang ideal. Maka dari itu Tim Unair merancang inovasi tersebut.