REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apnea tidur obstruktif (OSA) adalah masalah umum yang memengaruhi pernapasan seseorang saat tidur. Orang yang merasa tidak segar setelah tidur malam, kemungkinan menderita sleep apnea.
"Posisi tidur dapat memperburuknya," kata penulis salah satu studi sleep apnea, dilansir Eat This, Senin (23/8).
Sleep apnea terjadi ketika udara tidak dapat mengalir secara normal ke paru-paru. Penyumbatan aliran udara biasanya disebabkan oleh turunnya jaringan lunak di bagian belakang tenggorokan saluran napas bagian atas) dan lidah saat tidur.
Studi menemukan bahwa sleep apnea dapat memiliki beberapa dampak berbahaya. Ketahui gejala apnea tidur berikut ini agar dapat mengatasinya.
Kelelahan pada siang hari
Orang dengan pola tidur yang terganggu lebih berisiko mengalami depresi. Jika terbangun karena mendengkur, berhenti bernapas, atau terengah-engah di tengah malam, kemungkinan Anda menderita sleep apnea.
Studi baru, yang mempelajari pilot maskapai penerbangan yang berbasis di Saudi, menentukan penyaringan untuk pekerja dari pekerjaan berisiko tinggi ini perlu dipertimbangkan. Kelelahan, depresi, dan insomnia dapat menjadi konsekuensi sekunder dari sleep apnea dan harus dinilai serta diobati lebih awal.
"Satu-satunya gejala seperti Anda mengalami apnea tidur obstruktif, jaringan di tenggorokan Anda rileks saat tidur, secara berkala menghalangi jalan napas Anda, menyebabkan gangguan pernapasan yang mengganggu tidur," lapor Harvard Health.
Insomnia
"Sepertiga peserta memiliki beberapa masalah untuk memulai atau mempertahankan tidur (insomnia), 33 persen mengalami keletihan dan kelelahan, 35,9 persen depresi, sementara 23,1 persen mengantuk berlebihan di siang hari," kata penulis penelitian.
Bahkan, jika dapat tertidur, apnea dapat membangunkan Anda, sehingga sulit untuk tertidur kembali.