REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Selamat Ginting
Lembaga coaching, Hijrah Coach, mengumpulkan donasi untuk memberikan wakaf sebanyak 100 set Alquran Braille. Pemberian kepada disabilitas netra atau tunanetra dilakukan melalui Yayasan Sam’an Netra Mulia di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dalam program "Lentera Penuntun 100 Tuna Netra Menuju Hafidz Quran", Hijrah Coach melakukan tiga aktivitas untuk membantu tunanetra.
“Kami akan memberikan wakaf sebanyak 100 set Alquran Braile, perbaikan sarana bagi asatidz (para guru) dan pembangunan fasilitas penyediaan air bersih di rumah tahfidz tunanetra,” kata Ketua Panitia Alfa Yanuar Riansyah, Senin (23/8).
Kegiatan sosial ini dilakukan oleh peserta pelatihan Professional Business Hijrah Coach (PBHC) kelompok Juni 2021. Pemberian bantuan akan dilaksanakan pada Sabtu (18/9) mendatang di Masjid Darushudur Sekegawir Kampung Sekegawir Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Saat ini menurut panita bidang penggalangan dana Sri Istiqamah, dana yang terkumpul sudah mencapai lebih dari Rp 210 juta. Pengumpulan dana akan ditutup pada 11 September 2021 mendatang atau satu pekan sebelum pelaksanaan pemberian bantuan tersebut. “Kami masih
menerima donasi hingga sekitar tiga pekan ke depan,” ujar Sri Istiqamah.
Donasi kegiatan dapat disampaikan melalui: Bank BCA Nomor Rekening: 0050665895 atasnama Moechammad Noer Iman Soelaeman. Konfirmasi Pembayaran: Lentera PBHC2021 nomor telepon 085869149622. Informasi lebih detail dapat menghubungi Anissa Rani 081292299946 atau Karlina Ratnasuri 082111853348. Hijrah Coach berkantor di Graha
Elnusa, lantai 2, Jl. TB Simatupang Kav.18, Cilandak, Jakarta Selatan.
Muslim Tunanetra
Kegiatan sosial yang bekerja sama dengan Republika ini, kata Alfa Yanuar, sebagai salah satu upaya membangun masyarakat Muslim tunanetra yang sejahtera lahir dan batin. Adapun tujuannya mencakup lima hal. Pertama, terampilnya Muslim penyandang tunanetra dalam membaca dan mengajarkan Alquran berdasarkan ilmu tajwid. Kedua, terbentuknya komunitas Taman Pendidikan Qur’an Braille (TPQB) di berbagai daerah.
Ketiga, kaderisasi tenaga pengajar sebagai instruktur pengajar Alquran braille. Keempat, meningkatnya budaya literasi di masyarakat Muslim penyandang tunanetra. Kelima, membekali Muslim penyandang tunanetra dalam kemampuan berwirausaha untuk menunjang kemandirian hidup.
Kegiatan yang dilakukan Hijrah Coach ini merupakan rangkaian tiga momentum sekaligus, yakni tahun baru Hijriah (10 Agustus 2021), Hari Kemerdekaan ke 76 Republik Indonesia (17 Agustus 2021), serta Hari Disabilitas Internasional (3 Desember 2021 mendatang). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2019, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia sekitar 22,5 juta orang.
Jumlah penyandang tuna netra di Indonesia berjumlah sekitar 4,5 juta orang. Dari sekitar 4,5 juta penyandang tuna netra, hanya sebagian kecil yang memiliki akses ke pendidikan, termasuk terhadap akses Alquran Braille. “Berapa banyak Muslim penyandang tunanetra yang sudah mampu membaca dan memiliki Al-Alquran Braille?” tanya Alfa Yanuar.
Ternyata, lanjut Alfa, berdasarkan data dan penelitian, jumlahnya masih sangat terbatas. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, penyandang tunanetra belum dapat mengenali tulisan latin dan Arab braille dengan baik. Kedua, masih minimnya ketersediaan Alquran huruf braille. Ketiga, ketersediaan pengajar yang masih kurang.
Terkait dengan hal tersebut, menurut Alfa, diperlukan upaya untuk meningkatkan literasi penyandang tuna netra, khususnya dengan Alquran, sebagai pegangan dan pedoman hidup manusia bagi umat Islam. Hijrah Coach merupakan lembaga coaching yang mengintegrasikan pembelajaran coaching dengan rencana kerja program. Didirikan oleh Daru Dewayanto, Hijrah Coach memiliki empat perwakilan di Indonesia, Hongkong, Qatar dan Australia.