REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terlalu lama duduk telah dikaitkan dengan berbagai risiko penyakit. Pada era digital, gaya hidup terlalu lama duduk lebih banyak dilakukan, baik saat bekerja ataupun bersantai.
Studi baru dari American Heart Association kini juga memeriksa peningkatan risiko strok dari kebiasaan terlalu lama duduk. Dilansir laman Men's Health, Rabu (25/8), orang-orang yang melaporkan kerap menghabiskan waktu luang untuk duduk selama delapan jam atau lebih setiap hari, tujuh kali lebih mungkin terkena strok. Berbeda dengan mereka yang menghabiskan kurang dari empat jam untuk duduk.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Stroke itu menganalisis data kesehatan dari Survei Kesehatan Masyarakat Kanada yang mencakup 143 ribu orang dewasa. Para peneliti mengikuti para peserta, semuanya berusia 40 tahun ke atas tanpa riwayat strok atau penyakit jantung sebelumnya, selama rata-rata 9,4 tahun.
Selama periode itu, ada 2.965 strok yang dilaporkan, 90 persen di antaranya adalah strok iskemik, jenis yang paling umum. Para ilmuwan meninjau jumlah waktu yang dihabiskan orang untuk melakukan aktivitas santai di depan komputer, membaca dan menonton TV, juga aktivitas fisik mereka. Studi dikategorikan aktivitas fisik terendah yang setara dengan berjalan-jalan selama 10 menit atau kurang.
Mereka yang duduk paling lama dan paling sedikit berolahraga adalah yang paling mungkin mengalami strok. "Orang dewasa berusia 60 tahun dan lebih muda harus menyadari bahwa waktu duduk yang sangat lama dengan sedikit waktu untuk aktivitas fisik dapat memiliki efek buruk pada kesehatan, termasuk peningkatan risiko strok," kata penulis studi Raed Joundi, MD, DPhil, ahli strok di departemen ilmu saraf klinis di Cumming School of Medicine di University of Calgary di Kanada.
Menurut dia, aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting dalam mengurangi waktu sebenarnya untuk duduk, dan tampaknya juga mengurangi dampak negatif dari waktu duduk berlebihan. Rekomendasi dokter dan kebijakan kesehatan masyarakat dinilai harus menekankan peningkatan aktivitas fisik dan mengurangi waktu duduk di antara orang dewasa muda dalam kombinasi dengan kebiasaan sehat lainnya untuk menurunkan risiko kejadian kardiovaskular dan strok.
Hampir sembilan dari 10 strok dapat dikaitkan dengan faktor risiko yang dapat dimodifikasi, seperti gaya hidup yang tidak banyak bergerak, menurut penelitian sebelumnya yang sudah ada. Jadi, jika cenderung menghabiskan sebagian besar malam dengan duduk di sofa, maka ingat untuk mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan agar benar-benar dapat menyelamatkan hidup.