REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Pemerintah Provinsi Sumatra Barat akan mencarikan solusi bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang kesulitan melaksanakan kerja praktek secara daring di masa pandemi covid-19.
"Di SMK selain teori, juga harus diiringi praktek untuk meningkatkan skill atau keahlian karena orientasinya adalah dunia kerja. Di masa pandemi praktek menjadi kendala dan sangat tidak efektif bila dilakukan secara daring. Ini yang akan kita carikan solusi," kata Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy di Padang, Selasa (24/8).
Ia mengatakan itu saat meninjau proses belajar mengajar pada beberapa SMK di Kota Padang di masa pandemi diantaranya SMKN 6, SMKN 9, SMKN 7, SMKN 8, SMKN 4 dan SMK Pertanian Padang.
Menurut Wagub bila penyebaran covid-19 di daerah itu bisa dikendalikan, pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan. Saat ini secara umum penyebaran covid-19 di Sumbar sudah mulai melandai. Penanganan bisa lebih tepat dan cepat dengan peningkatan testing dan tracing yang terus dilakukan.
"Untuk testing kita peringkat empat di Indonesia sementara untuk tracing kita hanya kalah dari DKI Jakarta. Hasilnya penanganan bisa lebih maksimal hingga kasus aktif mulai melandai. Namun belum semua yang bisa melakukan pembelajaran tatap muka terutama untuk Padang yang masih PPKM level 4," ujar Audy.
Wagub meminta Dinas Pendidikan Sumbar untuk menjajaki solusi untuk pembelajaran tatap muka di Padang. Di antaranya dengan pembagian jam sekolah atau sistem shift. Kemudian dengan memaksimalkan vaksinasi bagi siswa. Ia menyebut vaksinasi untuk siswa sebenarnya sudah dimulai namun belum merata karena kekurangan stok vaksin.
"Terakhir kita mendapatkan tambahan sekitar 100 ribu dosis vaksin namun prioritasnya adalah suntikan kedua. Kalau tidak diberikan sekarang, jarak antara vaksin pertama dan kedua terlalu jauh," kata Audy menambahkan.