REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti yang mempelajari asal-usul Covid-19 untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa peluang tentang bagaimana virus muncul semakin kecil. Sebelumnya, para ilmuwan sempat melakukan perjalanan ke Wuhan pada Januari lalu.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan Maret lalu, tim tersebut mengatakan bahwa virus tersebut kemungkinan besar menular ke manusia dari hewan. Kemudian, skenario kebocoran virus dari laboratorium 'sangat tidak mungkin'.
"Tetapi tim China masih enggan untuk membagikan data mentah (misalnya, pada 174 kasus yang diidentifikasi pada Desember 2019), dengan alasan kekhawatiran atas kerahasiaan pasien," kata para ilmuwan, dilansir dari euronews, Kamis (26/8).
Studi yang ditulis para ilmuan di jurnal Nature pada Maret lalu itu, "dimaksudkan untuk menjadi langkah pertama dalam proses yang terhenti." Mereka juga menunjukkan bahwa dalam pandangan hipotesis mereka, virus mampu melompat dari hewan ke manusia dan memiliki lebih banyak bukti untuk mendukungnya daripada teori kebocoran laboratorium.
Namun demikian, mereka memperingatkan bahwa waktu hampir habis untuk melakukan survei antibodi. Terlebih, dengan adanya penjelasan bahwa banyak peternakan satwa liar China yang juga telah ditutup dan hewannya yang dimusnahkan, sebagai tanggapan terhadap pandemi.
Lebih lanjut, pernyataan itu, terbit saat media AS mulai melaporkan jika proses intelijen yang diperintahkan oleh Presiden Joe Biden tentang asal-usul virus, tidak meyakinkan. Atas dasar itu, China telah menanggapinya dengan menuduh AS mempolitisasi masalah ini.