REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat perbelanjaan harus menawarkan fungsi lain di luar tempat berbelanja agar tetap diminati masyarakat. Hal itu menjadi penting mengingat orang-orang telah terbiasa belanja daring selama pandemi Covid-19.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mencontohkan ASHTA, pusat belanja di Jakarta. ASHTA menjadi viral karena punya sudut-sudut menarik yang jadi tempat favorit untuk berfoto.
Menurut Alphonzus, ASHTA menempatkan fungsi belanja di nomor dua. Fungsi peringkat satunyalah yang membuat ASHTA jadi begitu happening pada awal pertama hadir.
"Saya yakin pelanggan saat datang ke sana bukan buat belanja," kata Alphonzus di webinar "Marketeers Goes to Mall Episode Episode 5, Navigating Lifestyle F&B Business Beyond Pandemic", Kamis.
Langkah mencari fungsi baru yang bakal menarik konsumen ini, menurut Alphonzus, menjadi tantangan bagi pengelola pusat perbelanjaan lainnya. Kreativitas untuk membuat terobosan baru diuji, terlebih konsep yang baru butuh waktu untuk bisa diterima oleh konsumen.
Alphonzus yakin, bila pengelola pusat belanja bisa konsisten, kerja keras itu akan terbayar. Alphonzus menyebut pusat belanja di BSD yang punya konsep luar ruangan lengkap dengan danau sebagai salah satu pionir yang berani menawarkan konsep baru.
Ketika mulai berdiri, menurut Alphonzus, pusat belanja di BSD itu tidak serta merta menuai kesuksesan. Dulu, orang takut dengan konsep outdoor.
"(Kini sukses) walau tiga tahun pertama 'berdarah-darah' karena butuh waktu lama untuk memperkenalkan konsep baru, yang penting terus usaha dan konsisten," jelas dia.