REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi terbaru menunjukkan bahwa pemberian dosis kedua atau booster vaksin Covid-19 Johnson & Johnson dapat memunculkan respons imun yang kuat. Temuan ini memperkuat anjuran pemberian dosis kedua vaksin Johnson & Johnson delapan bulan setelah pemberian dosis pertama.
Peneliti Johnson & Johnson menemukan bahwa kadar antibodi mengalami peningkatan signifikan setelah dosis kedua vaksin diberikan. Kadar antibodi tampak meningkat sebesar sembilan kali lipat bila dibandingkan dengan kadar antibodi yang dimiliki partisipan satu bulan setelah menerima dosis pertama.
Akan tetapi, Johnson & Johnson tidak secara spesifik menyebutkan kapan dan bagaimana para partisipan menerima dosis kedua (booster). Akan tetapi, informasi yang diunggah mengenai uji klinis pada database daring pemerintah mengindikasikan bahwa dosis penguat diberikan enam bulan setelah pemberian dosis pertama.
Pihak Johnson & Johnson mengatakan booster perlu diberikan delapan bulan setelah pemberian dosis pertama. Pernyataan ini dibuat berdasarkan data sementara yang dilaporkan oleh Johnson & Johnson dalam Journal of Medicine pada Juli lalu. Data tersebut juga menunjukkan adanya respons antibodi yang kuat pada bulan kedelapan setelah pemberian dosis pertama vaksin Covid-19 Johnson & Johnson.
"Kami menanti untuk berdiskusi dengan pejabat kesehatan masyarakat mengenai potensi strategi untuk vaksin Covid-19 Johnson & Johnson kami, pemberian booster delapan bulan atau lebih lama setelah vaksinasi dosis pertama," jelas global head of R&D at Janssen Pharmaceutical Cos of Johnson & Johnson Dr Mathai Mammen, seperti dikutip dari Fox News, Kamis (26/8).