Jumat 27 Aug 2021 08:09 WIB

Mahasiswa UMM Lulus tanpa Skripsi, Apa Penggantinya?

Kebijakan prodi memperbolehkan mahasiswa untuk mengganti skripsi.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Mas Alamil Huda
Tiga mahasiswa  Program Studi (Prodi) Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) lulus kuliah tanpa skripsi.
Foto: Humas UMM
Tiga mahasiswa  Program Studi (Prodi) Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) lulus kuliah tanpa skripsi.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tiga mahasiswa  Program Studi (Prodi) Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), M Fitrah Ashary Bangun, Andhika Rahmat, dan Igo Ilham Hilabi mampu lulus kuliah tanpa skripsi berkat publikasi ilmiah yang mereka rampungkan bulan lalu. Hal itu dapat terlaksana karena kebijakan prodi yang memperbolehkan mahasiswa untuk mengganti skripsi dengan publikasi jurnal bereputasi.

Salah satu dosen pembimbing, Iqbal Robbie, mengatakan, memperbanyak pilihan tugas akhir sudah dilakukan Prodi Manajemen sejak beberapa tahun lalu. Pada proses pengajuan, tugas akhir jurnal hampir sama dengan skripsi yaitu mahasiswa harus mengajukan Surat Keputusan (SK) pembimbing. "Kemudian melakukan bimbingan dengan dosen dalam proses pengerjaan jurnal dan  verifikasi ketika jurnal telah diterbitkan," kata  dia dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (26/8).

Menurut Iqbal, perbedaan paling mencolok dari jurnal dan skripsi ada di bagian publikasi. Jurnal mengharuskan naskah penelitian mahasiswa untuk dipublikasikan minimal pada jurnal akreditasi nasional peringkat (Sinta) dua dan jurnal internasional bereputasi. Dibanding skripsi, jurnal lebih ringkas dalam proses penulisan.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis tersebut mengatakan, terdapat tiga mahasiswa yang jurnalnya terverifikasi dan berhasil lulus tanpa skripsi dalam satu semester ini. Mereka mampu mempublikasikan karyanya pada jurnal Shinta 2. Uniknya, ketiga mahasiswa ini telah mempersiapkan jurnal jauh-jauh hari sebelum mereka memperoleh SK pembimbing. Hal tersebut mempersingkat proses pengerjaan yang mereka lakukan.

“Keberadaan TA (tugas akhir) jurnal ini sangat bagus karena penelitian mahasiswa dapat teruji dengan baik. Oleh karenanya, kami mendorong mahasiswa untuk memproduksi jurnal sebelum menginjak semester akhir,” kata dosen kelahiran Pamekasan tersebut .

Mahasiswa Andhika Rahmat menjelaskan, proses jurnal yang dia kerjakan tergolong singkat. Penulisannya sendiri hanya memakan waktu dua pekan. Sementara proses publikasi dan verifikasi jurnal memakan waktu tiga bulan.

Andhika tertarik mencoba tugas akhir jurnal karena konkret dan kritis dalam proses pengerjaan maupun hasilnya. Selain itu, dia juga sudah mempelajari kasus untuk jurnal sejak menjadi mahasiswa baru. Hal tersebut memudahkan dia dalam proses pengerjaan TA.

Andhika berharap kampus bisa mendorong mahasiswa untuk berani berkarya melalui TA jurnal. Di sisi lain, para mahasiswa juga diharapkan bisa mengerti bahwa menulis jurnal itu sangat menarik. Jika kedua hal tersebut dapat tercipta, maka akan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. 

"Baik dalam penyelesaian tugas akhir kuliah maupun akreditasi jurusan,” ujar dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement