Ahad 29 Aug 2021 16:09 WIB

Dampak Negatif Cari Tahu tentang Penyakit di Google

Ada orang mencari tahu tentang penyakit di internet dan menelannya mentah-mentah.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Suka mencari tahu tentang penyakit di mesin pencarian Google menimbulkan dampak negatif (ilustrasi).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Suka mencari tahu tentang penyakit di mesin pencarian Google menimbulkan dampak negatif (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernahkah Anda mencari tahu tentang gejala penyakit yang dialami di mesin pencarian Google? Setelah Googling, Anda merasa yakin sedang menderita suatu penyakit. Padahal, kamu belum pernah memeriksakan penyakitmu ke dokter sama sekali.

Kalau Anda pernah melakukannya, itu berarti Anda telah melakukan self-diagnose. Self-diagnose merupakan istilah yang digunakan ketika seseorang mendiagnosis penyakit yang sedang dialami berdasarkan pencarian informasi secara mandiri. Ternyata, self-diagnose juga banyak dilakukan untuk memeriksa kesehatan mental.

Psikolog dan tim konselor dari aplikasi konseling Riliv, Prita Yulia Maharani, M.Psi., mengatakan, banyak orang yang mencari tahu gejala kesehatan mental di internet, lalu percaya mentah-mentah bahwa mereka sedang mengalaminya. "Padahal, apa yang ada di internet belum tentu sesuai dengan mereka," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (28/8).

Prita mengatakan, sebenarnya kegiatan mencari tahu gejala kesehatan mental di internet tidak selalu salah. "Sebenarnya tidak apa-apa mencari tahu gejala gangguan mental di Google. Tapi, jangan lupa cross-check. Caranya ya dengan mendatangi psikolog atau psikiater profesional untuk tahu lebih lanjut masalah kesehatan mental yang sedang dialami. Dari situ bisa ditentukan langkah yang bisa diambil selanjutnya," jelasnya.