REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perusahaan dirgantara SpaceX kembali melakukan peluncuran roket Falcon 9 pada Ahad (29/8). Perusahaan tersebut mengirimkan pesawat ruang angkasa Cargo Dragon ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Falcon 9 lepas landas dari Launch Complex 9A di Kennedy Space Center pada pukul 03:14 BT setelah tertunda satu hari karena cuaca. Pesawat ruang angkasa Dragon terpisah dari bagian atas roket sekitar 12 menit setelah lepas landas dan dijadwalkan untuk berlabuh dengan stasiun sekitar pukul 11.00 pada Senin (30/8) Eastern untuk masa tinggal sekitar satu bulan.
Dilansir dari Space News, Senin (30/8), peluncuran ini adalah yang pertama untuk Falcon 9 sejak peluncuran misi berbagi kendaraan Transporter-2 pada 30 Juni. Ini merupakan jeda terpanjang sejak jeda tiga bulan antara peluncuran dari Agustus hingga November 2019.
Salah satu alasan jeda adalah penundaan peluncuran proyek konstelasi satelit Starlink untuk melengkapi satelit-satelit tersebut dengan hubungan antar-satelit laser. Sebagian besar peluncuran Falcon sembilan tahun ini adalah misi Starlink.
“Kami meluncurkan ketika pelanggan kami membutuhkan kami untuk meluncurkan,” kata Sarah Walker, direktur manajemen misi Dragon di SpaceX.
Satu lagi perubahan signifikan adalah penggunaan pesawat tak berawak SpaceX baru, yang disebut “A Shortfall of Gravitas,” sebagai landasan pendaratan untuk tahap pertama Falcon 9. Pesawat tak berawak ini menampilkan apa yang disebut Walker sebagai “peningkatan hebat”, termasuk kemampuan untuk beroperasi sepenuhnya secara mandiri.
Misi Dragon membawa 2.207 kilogram kargo. Sekitar setengahnya adalah penelitian, dari ilmu material hingga biologi, juga lengan robot kecil yang dikembangkan oleh perusahaan Jepang GITAI yang akan diuji di airlock komersial Bishop Nanoracks, serta berbagai komponen perangkat keras untuk stasiun.