Selasa 31 Aug 2021 10:40 WIB

Panduan Minum Obat Covid-19 Bagi Pasien Isoman

Untuk steroid tablet, bukti ilmiahnya untuk Covid-19 masih belum jelas.

Panduan minum obat Covid-19 bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah (ilustrasi).
Foto: REPUBLIKA/YOGI ARDHI
Panduan minum obat Covid-19 bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasien Covid-19 tanpa gejala atau dengan gejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri di rumah. Ada beberapa hal yang wajib diperhatikan untuk memaksimalkan pengobatan.

Dokter spesialis penyakit dalam, dr Jeffri Aloys Gunawan, yang berpraktik di aplikasi GoodDoctor mengatakan isolasi mandiri harus dilakukan dengan benar agar efektif. Persiapan yang harus dilakukan selama isolasi mandiri, baik untuk pasien tanpa gejala (10 hari isolasi mandiri) maupun bergejala ringan-sedang (10+3 hari) adalah logistik dan medis.

Isoman memerlukan waktu cukup lama. Tidak bisa dilakukan tanpa persiapan. "Pertama, siapkan kebutuhan pokok seperti makan, minum, cuci baju, dan lain-lain. Pemeriksaan medis jangan dilupakan," ujar dr Jeffri melalui keterangan resminya dikutip pada Selasa (31/8).

Yang boleh isoman adalah mereka yang tidak bergejala atau bergejala ringan. "Mereka yang bergejala sedang, jadi tidak cuma demam atau batuk ringan, tapi juga ada napas berat atau sesak, apalagi bila disertai penurunan saturasi oksigen, sebaiknya diperiksakan ke rumah sakit," kata dr Jeffri.

Hal pertama yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi obat selama isoman adalah cocokkan obat dengan daftarnya. Cek apakah Anda masuk dalam kategori OTG ringan, sedang, atau berat. Setelah itu periksa pedoman yang sudah disusun. Untuk gejala ringan obatnya lebih sederhana, cukup vitamin C, D, zinc, juga vitamin B dan E. 

Terkadang ada obat yang ditambahkan, biasanya antivirus (favipiravir), dan mungkin juga antibiotik. Namun harus ada indikasinya dan biasanya ditemukan oleh dokter atau nakes. Untuk antibiotik, indikasinya yaitu infeksi sekunder, biasanya oleh bakteri H. influenza atau Strepococcus.

Kedua bakteri ini sering menjadi infeksi oportunistik pasien Covid-19. Kalau ada tanda infeksi bakteri ini, apalagi ada tanda atipikal atau tidak khas, boleh diberikan antibiotik dan biasanya azithromycin. Jika ada gejala batuk dan dahak diperiksa dulu dengan pemeriksaan lab apus, untuk mengetahui apakah ada kuman infeksi sekunder.

Pada gejala berat juga diperlukan antivirus dan bisa dipertimbangkan antikoagulan (pengencer darah). Ini harus berdasarkan pertimbangan atau resep dokter dan tidak boleh sembarangan.

Untuk gejala berat, juga diperlukan steroid. Biasanya jika ada penurunan saturasi oksigen sehingga perlu oksigen.

Akan tetapi, dr Jeffri mengatakan terdapat salah kaprah mengenai hal ini. Di dalam paket isoman terdapat steroid tablet, padahal yang dianjurkan adalah steroid infus/IV, bukan yang tablet. Untuk steroid tablet, bukti ilmiahnya untuk Covid-19 belum jelas.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement