Selasa 31 Aug 2021 14:26 WIB

Serbuk Limbah Kaca Bisa Diolah Jadi Beton Ramah Lingkungan

Serbuk limbah bisa menjadi alternatif infrastruktur ramah lingkungan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Pembangunan infrastruktur. ilustrasi
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pembangunan infrastruktur. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Serbuk limbah kaca ternyata bisa diolah menjadi beton ramah lingkungan. Beton ramah lingkungan ini bisa menjadi solusi pembangunan infrastruktur lebih ramah lingkungan.

Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) membuat beton ramah lingkungan dengan memanfaatkan serbuk limbah kaca dan fly ash sebagai material tambahan beton dengan metode SCC.

Baca Juga

Mereka adalah Suryatama Ageng Pamuji, Danial Hamdani, Eka Nur Wahyu Setyorini dan Wildan Setiawan. Surya mengatakan, penggunaan limbah sektor industri limbah kaca, serbuk kaca dan fly ash yang merupakan limbah PLTU, dapat memperkuat konstruksi beton.

Limbah serbuk kaca mudah ditemukan dari sisa usaha industri fabrikasi maupun usaha industri kreatif. Sedangkan fly ash merupakan limbah PLTU berupa padatan halus dan tidak termasuk B3 karena alami pelepasan karbon akibat pembakaran bersuhu tinggi.

"Limbah serbuk kaca merupakan bahan yang sulit terurai tanah, sehingga diperlukan inovasi dalam pengelolaannya agar tidak mencemari lingkungan," kata Suryatama.

Danial menerangkan, tim menambahkan bahan tambah kimia pereduksi air tingkat tinggi Superplasticizer dan Viscosity Modifying Agent (VMA) untuk menciptakan kekuatan. Superplasticizer adalah bahan tambah kimia yang berfungsi sebagai pereduksi air tingkat tinggi.

Pemakaian bahan tambah ini membantu perolehan adukan dengan faktor air semen yang lebih rendah nilai kekentalan adukan yang sama. Atau, kekentalan lebih encer dengan faktor semen sama untuk membantu meningkatkan kuat tekan beton menjadi lebih tinggi.

"Sedangkan, VMA sebagai pengubah sifat reologi dari pasta semen sehingga campuran beton segar jadi kohesif dan homogen, serta terhindar bleeding juga segregasi," kata Danial.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement