Rabu 01 Sep 2021 08:04 WIB

1,9 Juta Tendik dan 1,7 Juta Anak Sudah Divaksinasi Penuh

Pemerintah saat ini memperbanyak vaksinasi kepada tenaga pendidik dan peserta didik.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan vaksinasi tenaga pendidik (tendik) maupun peserta didik dilakukan untuk memastikan perlindungan maksimal dalam kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. (Foto: Pelajar mengikuti pembelajaran tatap muka)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan vaksinasi tenaga pendidik (tendik) maupun peserta didik dilakukan untuk memastikan perlindungan maksimal dalam kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. (Foto: Pelajar mengikuti pembelajaran tatap muka)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan vaksinasi tenaga pendidik (tendik) maupun peserta didik dilakukan untuk memastikan perlindungan maksimal dalam kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Karena itu, Wiku menyebut pemerintah saat ini memperbanyak vaksinasi kepada peserta didik maupun tenaga pendidik.

"Berdasarkan data per 31 Agustus, telah sebanyak 1,9 juta tenaga pendidik dan 1,7 juta anak usia 12-17 tahun yang tergolong usia pelajar yang sudah divaksin penuh," ujar Wiku dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (31/8).

Baca Juga

Wiku optimistis vaksinasi bisa lebih banyak diberikan kepada peserta didik maupun tenaga pendidik. Dalam survei yang dilakukan KPAI, 88 persen peserta didik siap divaksinasi.

"Hasil survei tersebut menunjukan bahwa mayoritas peserta didik memiliki kesadaran dan kemauan untuk berpartisipasi dalam program vaksinasi nasional," ujarnya.

Karena itu, pemerintah memastikan vaksin yang digunakan untuk peserta didik aman, efektif, dan juga minim efek samping. Ia mengatakan, hingga saat ini PTM terbatas sudah diselenggarakan di beberapa daerah di Indonesia yang sudah berada di level 1-3 seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. 

Ia mengungkap, secara umum penyelenggaraan PTM terbatas juga sudah berjalan dengan baik, meski ditemukan beberapa catatan terkait protokol kesehatan. "Yang nantinya akan terus diperbaiki baik meliputi random testing, rekapitulasi laporan kasus Covid-19 maupun cakupan vaksinasi di satuan pendidikan," ujar Wiku.

Wiku mengatakan, daerah yang telah berhasil menurunkan level PPKM dipersilakan untuk menyesuaikan pengaturan pembatasan kegiatan sesuai dengan instruksi dalam negeri yang berlaku. Namun, ia mengingatkan daerah yang akan membuka PTM terbatas memastikan pembukaan PTM dapat berjalan dengan baik.

Karena itu, dibutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah, pihak sekolah, dan orang tua murid. "Melalui sinergi yang baik ini, maka aktivitas siswa di sekolah dapat terpantau dgn baik dan dapat mencegah potensi penularan Covid. Jika nanti ditemukan adanya siswa yang terinfeksi Covid, maka kegiatan PTM di sekolah tersebut akan dihentikan selama 3 hari," kata Wiku. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement