Rabu 01 Sep 2021 17:15 WIB

Jejen Musfah: Kampus Seharusnya Bisa Mulai PTM

PTM menurut Jejen Musfah bisa dilakukan di kampus.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Jejen Musfah: Kampus Seharusnya Bisa Mulai PTM. Foto:   Jejen Musfah, pengamat pendidikan dari UIN Jakarta menanggapi penghapusan materi perang dan khilafah dalam kurikulum madrasah.
Foto: Dok UIN Jakarta
Jejen Musfah: Kampus Seharusnya Bisa Mulai PTM. Foto: Jejen Musfah, pengamat pendidikan dari UIN Jakarta menanggapi penghapusan materi perang dan khilafah dalam kurikulum madrasah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jejen Musfah mengatakan, perguruan tinggi seharusnya dapat melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), seperti beberapa madrasah yang sudah siap melakukan kegiatan tersebut. 

"Saya rasa seharusnya kampus juga mulai PTM terbatas. Mahasiswa dan dosen sudah bosan, tidak semua mahasiwa dan dosen memiliki jaringan internet yang baik, dan untuk meningkatkan hasil belajar," kata Jejen pada Rabu (1/9).

Baca Juga

Madrasah disebut sudah siap melakukan PTM, setelah melakukan uji coba dari 10 Agustus. Jejen mengatakan, seharusnya mahasiwa dan dosen lebih siap PTM dibandingkan dengan siswa dan guru.

"Dengan berada di kampus, mahasiswa akan merasakan kultur akademik yang identik dengan belajar, buku dan perpustakaan, sementara di rumah mungkin hanya bermain-main," kata Jejen.

Dia mengungkapkan, apabila pembelajaran jarak jauh (PJJ) terus dilanjutkan akan berdampak pada penurunan hasil belajar. Hal ini karena fasilitas dan dan kompetensi untuk PJJ tidak memadai, baik internet, laptop, maupun literasi digital dosen dan mahasiswa. 

"Semoga PTM dapat dimanfaatkan dengan baik oleh warga pendidikan untuk belajar meningkatkan kapasitas intelektual sehingga menjadi pribadi yang cerdas dan berkarakter," kata Jejen.

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement