REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) mengatakan tidak ada kebutuhan mendesak untuk dosis vaksin booster bagi yang sudah divaksinasi dosis pertama maupun kedua. Dalam hal ini juga diperlukan lebih banyak data tentang durasi perlindungan setelah inokulasi penuh untuk merekomendasikan penggunaan suntikan booster.
"Dosis tambahan dapat dipertimbangkan untuk orang yang mengalami respons terbatas terhadap rejimen standar. Suntikan ini harus diperlakukan secara berbeda dari dosis penguat," kata ECDC, pada Kamis (2/9).
Jerman dan Prancis telah mengumumkan mereka akan mulai memberikan booster kepada orang-orang yang rentan dan kelainan imun mulai bulan ini untuk melindungi warganya dari varian Delta yang lebih menular. Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah AS juga telah mulai memberikan dosis ketiga vaksin Pfizer Inc (PFE.N)-BioNTech dan Moderna Inc (MRNA.O) kepada mereka yang kekebalannya terganggu. Rencananya, dosis booster lebih luas mulai ditawarkan mulai 20 September 2021 jika regulator kesehatan negara itu menganggapnya perlu.