Kamis 02 Sep 2021 18:37 WIB

Pemerintah AS Selidiki Kecelakaan ke-12 Mobil Listrik Tesla

Mode Autopilot Tesla memungkinkan mobil bisa mengendalikan diri secara otomatis.

Rep: kiki sakinah/ Red: Hiru Muhammad
Pengunjung memotret mobil listrik Tesla Model X yang dipamerkan dalam IIMS Hybrid 2021 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (18/4/2021). Sejumlah mobil listrik ditampilkan dalam pameran otomotif yang berlangsung hingga 25 April tersebut.
Foto: SIGID KURNIAWAN/ANTARA
Pengunjung memotret mobil listrik Tesla Model X yang dipamerkan dalam IIMS Hybrid 2021 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (18/4/2021). Sejumlah mobil listrik ditampilkan dalam pameran otomotif yang berlangsung hingga 25 April tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Regulator keselamatan kendaraan di Amerika Serikat (AS) pada Rabu (1/9) mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi kecelakaan yang ke-12 yang melibatkan mobil listrik Tesla Inc (TSLA.O). Insiden itu terjadi saat pengemudi mobil listrik Tesla Model 3 mengaktifkan fitur Autopilot (sistem pengemudi otomatis).

Dilansir di Reuters, Kamis (2/9), Administrasi lalu lintas dan keselamatan jalan raya nasional AS atau The National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) mengatakan, kecelakaan mobil listrik Tesla kali ini terjadi di Orlando pada Sabtu (28/8) lalu. Patroli Jalan Raya Florida mengatakan, mobil polisi yang tengah berhenti untuk membantu pengendara yang cacat di jalan raya utama Florida ditabrak oleh mobil Tesla. Saat kecelakaan terjadi, pengemudi mobil Tesla mengaktifkan mode Autopilot.

Sebagai bagian dari penyelidikan, agensi ini telah mengirim surat berisi 11 halaman terperinci pada Selasa (31/8), yang didalamnya mengajukan banyak pertanyaan yang harus dijawab Tesla.

Sebelumnya, NHTSA pada 16 Agustus 2021 lalu mengatakan telah membuka penyelidikan keamanan formal ke dalam sistem Autopilot Tesla setelah 11 kecelakaan terjadi. Penyelidikan itu mencakup 765.000 kendaraan Tesla AS yang dibuat antara 2014 dan 2021.

NHTSA mengatakan sebelumnya bahwa pihaknya memiliki laporan 17 cedera dan satu kematian dalam 11 kecelakaan. Kecelakaan Tesla Model 3 pada Desember 2019 menyebabkan seorang penumpang tewas setelah kendaraan itu bertabrakan dengan truk pemadam kebakaran yang diparkir di Indiana.

Permintaan informasi NHTSA meminta Tesla untuk merinci bagaimana mendeteksi dan merespons kendaraan darurat, serta papan panah yang menyala, suar jalan, kerucut jalan dan barel dan untuk merinci dampak kondisi cahaya rendah. NHTSA mengatakan sebelumnya bahwa sebagian besar dari 11 insiden terjadi setelah gelap.

Tesla harus menanggapi pertanyaan NHTSA sebelum 22 Oktober. Di samping itu, Tesla harus mengungkapkan rencana untuk setiap perubahan pada Autopilot dalam 120 hari ke depan.

Sementara itu, Tesla tidak menanggapi permintaan komentar tentang kecelakaan terbaru tersebut dan juga penyelidikan oleh NHTSA. Menurut NHTSA, perusahaan ini dapat menghadapi hukuman perdata hingga 115 juta dolar jika gagal menanggapi pertanyaan sepenuhnya.

Mode Autopilot Tesla memungkinkan mobil bisa mengendalikan diri secara otomatis, sehingga pengemudi bisa melepas kemudi untuk waktu yang lama. Tesla mengatakan, sistem Autopilot memungkinkan kendaraan untuk mengarahkan, mempercepat dan mengerem secara otomatis di jalur mereka.

Pada Juli lalu, Tesla memperkenalkan opsi bagi beberapa pelanggan untuk berlangganan perangkat lunak bantuan pengemudi canggihnya, yang dijuluki "Kemampuan Mengemudi Mandiri Penuh." Tesla mengatakan, fitur saat ini tidak membuat kendaraan otonom. 

sumber : reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement