Jumat 03 Sep 2021 13:12 WIB

Banjir Webinar, Pilah Pilih Sesuai Kebutuhan

Bisa jadi sang guru terkena virus impurna atau ingin serba sempurna

Dimas Praditya, alumni Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) program studi (prodi) Broadcasting hadir sebagai narasumber dan membagi pengalamannya dalam acara webinar Kemerdekaan Digital. Webinar Kemerdekaan Digital dengan tema Merajut Kebersamaan Dalam Menghadapi Pandemi ini telah sukses digelar pada Jumat (27/8) lalu, oleh Universitas BSI menyambut hari kemerdekaan RI ke-76.
Foto: UBSI
Dimas Praditya, alumni Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) program studi (prodi) Broadcasting hadir sebagai narasumber dan membagi pengalamannya dalam acara webinar Kemerdekaan Digital. Webinar Kemerdekaan Digital dengan tema Merajut Kebersamaan Dalam Menghadapi Pandemi ini telah sukses digelar pada Jumat (27/8) lalu, oleh Universitas BSI menyambut hari kemerdekaan RI ke-76.

Oleh : Maya Rochmayanti, Pendidik dan Penulis Buku

“Hindari virus impurna”, Anggayudha Ananda Rasa (Modul Wardah Inspiring Teacher Tahap 2)

REPUBLIKA.CO.ID, Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan generasi sebagai insan Indonesia cerdas dan kompetitif. Karenanya guru harus selalu mengembangkan profesinya sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen.

Guru sebagai profesi mempunyai konsekuensi melaksanakan Pengembangan  Keprofesian Berkelanjutan (PKB). PKB merupakan pembelajaran berkelanjutan yang dilakukan oleh guru sebagai upaya yang akan memberikan perubahan yang baik terhadap peserta didik baik dalam pengetahuan, keterampilan dan pemahaman yang mendalam tentang materi ajar. PKB yang dilakukan oleh guru antara lain pengembangan diri mencakup diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru, pelaksanaan publikasi ilmiah atau karya inovatif dan kegiatan pendukung lainnya.

Kuantitas kegiatan pengembangan diri sebelum dan setelah pandemi covid-19 sangat jauh berbeda. Sebelum terjadinya pandemi tidak sedikit guru yang kesulitan mendapatkan satu sertifikat diklat fungsional atau kegiatan kolektif dalam satu tahun. Setelah semua kegiatan harus dilaksanakan secara daring, tawaran mengikuti beragam diklat, seminar, bimtek datang silih berganti, baik yang berbayar atau hanya bayar pakai doa. Tak hanya satu dalam satu bulan, bahkan dalam sehari flyer atau poster kegiatan yang didapat pun bisa lebih dari satu. 

Banyaknya flyer/poster yang beredar mempengaruhi guru untuk mengikuti banyak sekali kegiatan workshop atau seminar. Saat memutuskan mengikuti kegiatan, beragam ide muncul untuk melakukan kegiatan yang akan dilakukan dengan peserta didik setelah selesai workshop. Seperti mau membuat sumber belajar A, mau menggunakan cara mengajar B kemudian membuat media pembelajaran C. Tetapi tak jarang ide itu menguap begitu saja dan tidak ada yang jadi. Nah, bisa jadi sang guru terkena virus impurna atau ingin serba sempurna.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Anggayudha Ananda Rasa dalam Modul Wardah Inspiring Teacher Tahap 2, ada tiga obat ampuh yang dapat mengatasi virus impurna yaitu dengan prinsip-prinsip dasar inovasi. Antara lain :

Pertama, Fokus pada yang penting, fokuskan saja pada dasar-dasarnya saja. Contohnya bila mau mengajar tentang gurindam, fokuskan saja pada lirik, jangan syaratkan dulu tentang tema  harus bagus atau nadanya harus menarik. 

Kedua, Buat tiruan, jangan menuntut sama persis dengan contoh yang akan ditiru. Fokus saja pada gagasan dasar yang ingin diwujudkan. Seperti ketika mau membuat video pembelajaran, fokus pada apa yang mau diajarkan, abaikan terlebih dahulu design video, intro video atau outernya.

Ketiga, Yang penting jadi, jangan mengangankan karya yang sempurna, bagus, mudah digunakan dan menarik tapi ternyata tidak jadi-jadi. Mulailah dulu dari karya sederhana, dengan alat seadanya dan beranikan untuk mempublishnya dalam pembelajaran. Setelah di publish, pastikan ada refleksi dan kesempurnaan akan mengikuti. Patut diingat, bahwa perusahaan besar sekelas google pun tidak langsung besar seperti yang kita lihat sekarang. Jadi mulailah dulu berinovasi meskipun masih jauh sekali dapat dikatakan sempurna.

Dari ketiga obat ampuh ini, kiranya Bapak/Ibu guru dapat menghasilkan karya nyata sebagai wujud hasil pembelajaran setelah mengikuti kegiatan pengembangan diri. Mulai saat ini janganlah sampai kemaruk mengikuti banyak kegiatan bimtek, diklat, workshop atau seminar, yang akhirnya hasil kegiatan akan menguap kembali setelah mengikuti kegiatan workshop lainnya. 

Pilah, pilihlah kegiatan apa yang sekira dapat benar-benar menunjang keprofesian dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Fokuskan hasil diklat dapat diterapkan dalam kelas, jadikan sebagai suatu kebiasaan. Bila hasil diklat sudah dapat dilaksanakan dengan tanpa beban, baru pilihlah kembali kegiatan lain yang bisa diikuti, pilih juga sekira dapat memperdalam atau menguatkan yang dilakukan pada kegiatan sebelumnya.  Kemudian terapkan kembali hasil yang diperoleh dari kegiatan pengembangan diri tersebut. Refleksikan mana kekurangan dan kelebihan kegiatan yang dipraktikkan. Mana yang bisa diunggulkan dan mana yang harus dimodifikasi. 

 

Mulai sekarang, mulai saja dulu, pilih dulu yang mudah, terapkan, gabungkan, modifikasikan. Masih ingin mengikuti seminar atau workshop berapa kali sehari?

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement