Jumat 03 Sep 2021 16:55 WIB

Tekanan Kerja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung Perempuan

Stres pekerjaan membuat perempuan kian rentan alami serangan jantung.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Perempuan bekerja (Ilustrasi). Penelitian mengungkap, perempuan mengalami peningkatan yang lebih besar dalam faktor risiko serangan jantung dan strok akibat stres kerja, gangguan tidur, dan kelelahan.
Foto: pixabay
Perempuan bekerja (Ilustrasi). Penelitian mengungkap, perempuan mengalami peningkatan yang lebih besar dalam faktor risiko serangan jantung dan strok akibat stres kerja, gangguan tidur, dan kelelahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stres kerja, gangguan tidur, dan kelelahan, yang dianggap sebagai faktor risiko serangan jantung dan strok, akan meningkat lebih tajam di antara perempuan daripada lelaki. Hal ini diungkapkan oleh sebuah studi baru yang dipresentasikan di Konferensi European Stroke Organization (ESO), pada Rabu lalu.

Sementara diabetes, hipertensi arteri, peningkatan kolesterol, merokok, obesitas, dan aktivitas fisik, dikenali sebagai faktor risiko yang bisa dimodifikasi terkait penyakit kardiovaskular. Belum lama ini, faktor risiko seperti tekanan kerja dan masalah tidur tercatat bisa secara signifikan menambah risiko penyakit kardiovaskular.

Baca Juga

"Namun, studi itu menemukan bahwa lelaki lebih cenderung merokok dan mengalami obesitas daripada perempuan, tetapi perempuan dilaporkan mengalami peningkatan yang lebih besar dalam faktor risiko serangan jantung dan strok akibat stres kerja, gangguan tidur, dan kelelahan," kata ahli saraf Zurich University Hospital, Dr Martin Hansel.

Menurut Hansel, peningkatan ini bertepatan dengan jumlah perempuan yang bekerja penuh waktu. Menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawab rumah tangga atau aspek sosial budaya lainnya, mungkin juga menjadi faktor.

"Lalu tuntutan kesehatan khusus perempuan yang mungkin tidak diperhitungkan dalam kehidupan 'sibuk' kita sehari-hari," ungkap Hansel.

Para peneliti membandingkan data dari 22 ribu lelaki dan perempuan dalam Survei Kesehatan Swiss dari 2007, 2012, dan 2017, dan menemukan peningkatan ‘mengkhawatirkan’ dalam jumlah perempuan yang melaporkan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Tren ini bertepatan dengan peningkatan jumlah perempuan yang bekerja penuh waktu dari 38 persen pada 2007 menjadi 44 persen pada 2017.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement