REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mahasiswa UGM mengolah limbah kulit salak menjadi permen kaya kandungan gizi, termasuk antidiabetes. Permen bernama Salacca Soft Candy itu dikembangkan atas keprihatinan mereka terhadap nasib petani salak yang terdampak pandemi.
Mahasiswa UGM itu adalah Aulia Nur Aeni Kholisoh (Fisipol), Ginna Ervarizki (FIB), Nafis Muhimmatul Ulya dan Vera Nurohmah Indrawati (Biologi). Aulia mengatakan, sejak pandemi petani alami penurunan pendapatan, padahal salak merupakan komoditas andalan mereka.
Mereka mencari solusi mengolah buah salak jadi produk olahan yang tahan lama dan bernilai ekonomis. Tercetus ide memanfaatkan buah sekaligus kulit salak untuk diolah menjadi permen yang sehat dan aman dikonsumsi, termasuk mencegah diabetes.
"Dari beberapa literatur disebutkan kulit salak mengandung zat bioaktif seperti flavonoid, fenolik, antioksidan, dan zat aktif lain yang berfungsi menyetabilkan kadar gula darah dengan menghambat enzim α-glukosidase," kata Aulia, Senin (6/9).
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan dengan bimbingan Bayu Dardias Kurniadi, mereka membuat permen dari sari buah dan ekstrak kulit salak. Dalam pembuatannya ditambahkan madu murni 38 persen untuk menambah rasa legit.
"Pemilihan madu sebagai pemanis tidak hanya menambah rasa manis, karena madu mengandung zat antioksidan, yang berfungsi sebagai imun booster saat pandemi," ujar Aulia.
Ginna menuturkan, pembuatan produk Salacca Soft Candy pemanfaatan kulit salak yang dapat dikonsumsi semua kalangan baik usia anak-anak, remaja, dewasa dan lansia. Selain itu, membantu menekan tingginya angka penderita diabetes melitus.
Dalam satu kemasan Salacca Soft Candy mengandung zat antioksidan 1.045,2688 ppm, flavonoid 0,0253 persen dan fenolik 0,1358 persen. Selain itu, juga mengandung protein total 0,1763 persen dan vitamin C 53,0581 milligram per 100 gram.
"Protein ini berfungsi sebagai zat pembangun, sedangkan vitamin C berfungsi sebagai imun booster," kata Ginna.
Produk Salacca Soft Candy sendiri saat ini telah diluncurkan ke pasar. Dijual dengan harga Rp 8.000, pembeli sudah bisa mendapatkan satu kemasan permen seberat 50 gram dengan manfaat kandungan antidiabetes melitus di dalamnya.