Rabu 08 Sep 2021 22:03 WIB

Mayoritas Pasien Kanker Prostat tak Sadar Ada Gejala

Para penderita kanker prostat baru datang ke dokter dalam kondisi stadium lanjut.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Kanker prostat (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Kanker prostat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di dunia, kanker prostat merupakan salah satu kanker terbanyak pada pria. Sebanyak 99 persen pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditata laksana pada stadium dini, memiliki angka harapan hidup hingga lima tahun serta kualitas hidup cukup baik.

Walaupun di Indonesia kanker prostat menempati urutan kelima jenis kanker yang paling banyak di derita oleh pria (menurut data dari Global Burden of Cancer pada 2020), namun para penderita kanker prostat datang dalam kondisi stadium lanjut. Dr dr Irfan Wahyudi, Sp.U (K), Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM mengatakan sangat disayangkan karena sebagian besar pasien didiagnosis ketika sudah pada stadium lanjut. Hal ini karena deteksi dini kasus kanker prostat belum optimal di Indonesia.

"Salah satu tahapan penting dalam memulai tata laksana kanker prostat adalah deteksi dini dan ini harus dilakukan sesegera mungkin," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (8/9).

Pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditata laksana pada stadium dini ternyata memiliki angka harapan hidup selama 10 tahun mencapai di atas 90 persen. Angka ini akan menurun sampai menjadi 50 persen apabila ditemukan pada stadium lanjut. 

Di Indonesia, saat ini terdapat cukup banyak angka kejadian kasus kanker prostat baru yang ditemukan dalam stadium lanjut. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya program deteksi dini yang lebih baik dan efisien.

"Tercatat, menurut beberapa publikasi terakhir menunjukkan kebanyakan pasien datang pada saat stadium 4. Kebanyakan dari mereka datang atau terdiagnosa pada usia 60 sampai 79 tahun,” ujarnya.

Ketua Prostate Cancer Awareness Month, dr Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp. U (K) Ph.D., mengatakan kanker prostat dapat terjadi pada seseorang karena faktor usia, ras, riwayat keluarga, perubahan gen, sindrom metabolik seperti diabetes, kolesterol dan juga obesitas. Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, pola diet yang tidak baik serta kurangnya seseorang dalam berolahraga dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat pada pria.

Dia mengatakan sebagian besar pasien dengan kanker prostat stadium awal tidak menyadari adanya gejala. Gejala terkadang baru dirasakan pasien saat kanker sudah menyebar ke organ lainnya. "Gejala yang dikeluhkan meliputi gangguan berkemih, adanya darah pada urin atau air mani, disfungsi ereksi, sakit pada pinggang, punggung dan tulang iga, kelemahan pada tungkai atau kaki dan ketidakmampuan mengontrol kandung kemih," ujarnya.

Kanker prostat juga dapat menyebar ke organ-organ terdekat, seperti kandung kemih, tulang atau organ lain. Kanker prostat yang menyebar ke tulang dapat menyebabkan nyeri dan patah tulang.

Dia mengatakan deteksi dini pada kanker prostat dapat dilakukan dengan beberapa cara, yakni anamnesa dengan melihat riwayat medis dari pasien dan juga keluarganya. Bisa juga melakukan pemeriksaan fisik seperti Digital Rectal Exam (DRE) atau colok dubur untuk menilai dan melihat ukuran prostat, konsistensi, bentuk, serta ada atau tidaknya abnormalitas bentuk pada prostat. Cara lain yang dapat dilakukan yaitu pemeriksaan lab dengan melakukan pemeriksaan Prostate Spesific Antigen (PSA).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement