REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuliner Indonesia, baik dalam bentuk makanan maupun minuman, dinilai harus lebih banyak dititikberatkan ke jenis pangan lokal. Tujuannya, agar selaras dan dapat terwujud dengan tujuan dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) seutuhnya.
Pakar kuliner dan chef senior, Yongki Gunawan, dalam bincang Festival Pasar Laut Indonesia, bagian dari rangkaian acara Gernas BBI, secara daring yang dipantau di Jakarta pada Rabu (8/9) mengingatkan bahwa di sejumlah negara di Asia, seperti Korea dan Thailand, kurikulum masakan yang diajarkan lebih banyak ke hidangan lokal mereka. "Kalau di Indonesia kebalikannya, 60-70 persen yang diajarkan masakan barat," kata dia.
Yongki mengatakan bila terus dibiarkan seperti itu, maka generasi Nusantara mendatang hanya akan lebih mengenal masakan terkait Jepang, Korea, dan menu dari negara-negara barat. Sejak sekitar 15 tahun yang lalu, dirinya tidak mau berkiblat ke dunia barat, tetapi lebih memilih masuk ke kampung-kampung di daerah Indonesia untuk belajar masak.
Selain itu, ujar dia, dalam melatih kuliner ke berbagai generasi muda, dia kerap menasihati untuk jangan selalu membuat menu masakan dari barat, karena masakan dari Indonesia umurnya relatif sangat panjang, dibanding masakan negara lain yang cenderung bergantung kepada tren. Yongki juga mengingatkan bahwa banyak orang yang berumur panjang di Indonesia lebih banyak diet masakannnya adalah hidangan tradisional masakan Indonesia.
Begitu pula di Indonesia, yang karena pulaunya sangat banyak, sehingga memiliki banyak potensi perikanan di berbagai daerah di Tanah Air. "Ikan di Indonesia sangat amat banyak melimpah, apalagi Indonesia bagian timur," kata dia.
Dia mencontohkan, bila ingin ikan cakalang, maka tinggal pesan dan besok sudah sampai. Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, berharap Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) Ragam Aceh akan dapat meningkatkan kontribusi UMKM sektor kelautan dan perikanan terhadap upaya pemulihan ekonomi nasional. "Kami berharap peluncuran kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia #PasarLautIndonesia dapat meningkatkan peran kontribusi UMKM kelautan dan perikanan terhadap kebangkitan UMKM untuk pemulihan ekonomi nasional," ujarnya dalam peluncuran kampanye Gernas BBI di Aceh.
Menurut Trenggono, Aceh dianugerahi warisan budaya yang sangat tinggi mulai dari harumnya kopi gayo, ragam kuliner Aceh yang terkenal hingga lautnya yang kaya akan sumber daya ikan. KKP, lanjutnya, akan terus mendukung program pemerintah dalam mendorong usaha mikro kecil dan menengah termasuk di sektor kelautan dan perikanan untuk meningkatkan kapasitas melalui promosi dan digitalisasi pemasaran guna meningkatkan produksi dan omzet penjualan.
"Hal ini merupakan bagian dari pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi," ujarnya.
Trenggono menyebut, Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati laut yang harus dikelola secara berkelanjutan (sustainable blue economy). Pengelolaan tersebut termasuk juga fokus pada transformasi paradigma dari eksplorasi bahan mentah menjadi produk olahan bernilai tambah serta dari teknologi sebagai alat bantu menjadi teknologi inovatif yang memproduksi nilai tambah.