Jumat 10 Sep 2021 06:30 WIB

Mengapa Serangan Jantung Parah Kerap Terjadi di Pagi Hari?

Serangan jantung yang terjadi antara pukul 06.00 pagi-siang hari cenderung parah.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi serangan jantung. Studi terbaru di Spanyol mengungkap kaitan antara ritme sirkadian dengan serangan jantung parah di pagi hari.
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi serangan jantung. Studi terbaru di Spanyol mengungkap kaitan antara ritme sirkadian dengan serangan jantung parah di pagi hari.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Spanyol menunjukkan kecenderungan bahwa orang-orang yang terkena serangan jantung antara pagi dan siang hari dapat mengalami kerusakan organ tersebut paling parah.

Serangan jantung terjadi saat arteri koroner tiba-tiba tersumbat dan akibat kurangnya oksigen hingga sebagian otot jantung mati. Dilansir Times Now News, serangan jantung yang terjadi antara pukul 06.00 pagi hingga siang hari, sekitar pukul 12.00 lebih berpotensi memiliki area jaringan mati (infark), yang 20 persen lebih besar disebabkan oleh penyakit ini.

Baca Juga

Diketahui bahwa tubuh seseorang dalam 24 jam dipengaruhi oleh proses fisiologis kardiovaskular. Hal tersebut yang pada akhirnya memengaruhi serangan jantung, di mana kondisi ini cenderung lebih sering terjadi saat seseorang bangun tidur.

Menurut Frank AJL Scheer, profesor di Harvard Medical School sekaligus direktur program kronobiologi medis di Rumah Sakit Brigham, peran sistem sirkadian dalam kaitannya dengan tingkat keparahan serangan jantung di waktu pagi hingga siang hari perlu dipelajari. Sistem sirkadian atau dikenal sebagai jam internal tubuh diketahui bertanggung jawab untuk mengatur siklus tidur dan bangun setiap harinya, yang diulangi setiap 24 jam.

Ritme sirkadian juga terkait dengan strok maupun serangan penyakit fatal di pagi hari. Scheer mengatakan bahwa sistem kardiovaskular mengikuti pola harian yang bersifat osilasi: sebagian besar fungsi kardiovaskular menunjukkan perubahan sirkadian.

Ritme sirkadian merupakan produk dari jam internal tubuh yang diatur oleh jam pusat otak dan semua sel dalam tubuh. Sistem ini mengatur banyak parameter fisiolologis.

“Kami melihat bahwa di pagi hari jam tubuh internal mengatur pembekuan darah dan dengan demikian dapat berkontribusi pada peningkatan jumlah serangan jantung, strok, dan kematian fungsi jantung mendadak di pagi hari," ujar Scheer.

Para peneliti menemukan bahwa sekitar pukul 06.30 pagi, sistem sirkadian mengirimkan peningkatan jumlah sel PAI-1 yang menghalangi pembekuan darah agar tidak pecah. Semakin banyak sel PAI-1 dalam darah, semakin tinggi risiko pembekuan darah yang menyebabkan serangan jantung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement