Kamis 09 Sep 2021 20:00 WIB

Studi: Kekebalan Vaksin Pfizer Turun 80 Persen

Kekebalan vaksin Pfizer turun 80 persen setelah enam bulan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Kekebalan vaksin Pfizer turun 80 persen setelah enam bulan.
Foto: ANTARA/Fauzan
Kekebalan vaksin Pfizer turun 80 persen setelah enam bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Penelitian terbaru mengungkap antibodi COVID-19 yang diproduksi oleh vaksin Pfizer menurun lebih dari 80 persen pada penghuni panti jompo senior dan pengasuh mereka. Antibodi berkurang enam bulan setelah menerima dosis kedua.

Penelitian yang dipimpin oleh Case Western Reserve University dan Brown University di AS mempelajari sampel darah dari 120 penghuni panti jompo dan 92 petugas kesehatan. Para peneliti secara khusus melihat kekebalan humoral, juga disebut kekebalan yang dimediasi antibodi, untuk mengukur pertahanan tubuh terhadap COVID-19.

Baca Juga

Studi yang diposting di server pracetak medRxiv, menemukan bahwa tingkat antibodi individu menurun lebih dari 80 persen setelah enam bulan. Hasilnya sama pada manula, dengan usia rata-rata 76 tahun dan pengasuh dengan usia rata-rata 48 tahun.

Penelitian sebelumnya oleh tim menemukan dalam waktu dua minggu setelah menerima dosis vaksin kedua, manula yang sebelumnya tidak tertular COVID-19 sudah menunjukkan penurunan respons antibodi yang jauh lebih rendah daripada pengalaman pengasuh yang lebih muda.

"Enam bulan setelah vaksinasi, darah 70 persen penghuni panti jompo ini memiliki kemampuan yang sangat buruk untuk menetralisir infeksi virus corona dalam percobaan laboratorium," kata David Canaday selaku profesor di Case Western Reserve University dilansir dari firstpost pada Kamis (9/9).

Peneliti mendapati kematian COVID-19 yang lebih tinggi di antara penghuni panti jompo di AS saat awal pandemi membuat mereka menjadi prioritas untuk vaksinasi. Sebagian besar penghuni panti jompo menerima vaksin Pfizer di bawah otorisasi penggunaan darurat karena itu adalah vaksin pertama yang tersedia di pasar.

"Dengan respons vaksin yang buruk dari penghuni panti jompo, munculnya terobosan infeksi dan wabah, tentu perlu karakterisasi daya tahan kekebalan untuk menginformasikan kebijakan kesehatan masyarakat tentang perlunya peningkatan kualitas vaksin," tulis penelitian itu.

Apakah ada penelitian lain yang mendukung hal ini?

Hasil studi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), rekomendasi untuk suntikan booster terutama untuk orang tua karena kekebalan memudar. Studi tersebut mencatat booster bahkan lebih penting ketika varian Delta menyebar.

CDC merilis sejumlah penelitian yang dilakukan selama gelombang delta yang menunjukkan vaksin tetap sangat efektif untuk mencegah orang Amerika keluar dari rumah sakit, tetapi kemampuan mereka untuk mencegah infeksi menurun tajam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement