REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pola hidup turut memengaruhi risiko strok dan penyakit jantung. Itu artinya, strok bisa dicegah.
Studi peneliti di Jepang menunjukkan bahwa makan kacang kulit dapat menurunkan risiko terkena strok iskemik atau penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsinya.
"Kami menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa penurunan risiko kejadian strok iskemik yang terkait dengan konsumsi kacang yang lebih tinggi pada populasi Asia," kata penulis utama studi, Satoyo Ikehara, dilansir laman Express UK, Jumat (10/9).
Hasil studi menunjukkan bahwa menambahkan kacang ke dalam diet memiliki efek menguntungkan pada pencegahan strok iskemik. Kacang mengandung nutrisi bertindak sebagai pencegah komplikasi jantung.
"Asam lemak tak jenuh tunggal, asam lemak tak jenuh ganda, mineral, vitamin, dan serat makanan membantu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dengan mengurangi faktor risiko, termasuk tekanan darah tinggi, kadar kolesterol jahat dalam darah, dan peradangan kronis," ujar Ikehara.
Untuk lebih memahami hubungan antara asupan kacang dan risiko strok, para peneliti merekrut total 74 ribu pria dan wanita Jepang berusia antara 45 tahun hingga 74 tahun. Peserta diminta menyelesaikan survei gaya hidup yang komprehensif, yang mencakup kuesioner tentang frekuensi konsumsi kacang. Selama masa tindak lanjut 15 tahun, kejadian strok dan penyakit jantung iskemik diperlihatkan oleh catatan rumah sakit.
Temuan mengungkapkan bahwa makan sekitar empat sampai lima kacang kulit per hari dikaitkan dengan risiko 20 persen lebih rendah terkena strok iskemik dibandingkan dengan diet tanpa kacang. Selanjutnya, makan empat sampai lima kacang dapat mengurangi total risiko strok sebesar 16 persen dan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 13 persen.
"Menambahkannya sedikit saja ke dalam makanan seseorang bisa menjadi pendekatan yang sederhana tapi efektif untuk membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular," kata Ikehara.