REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat literasi masyarakat Indonesia masih relatif rendah. Karena itu perlu adanya satu gerakan perubahan revolusioner termasuk peran negara yang dapat menghadirkan buku yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dari Sabang sampai Merauke, terlebih lagi bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan.
Terkait hal tersebut, Yayasan Gemar Membaca Indonesia (Yagemi) bekerja sama dengan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) menggagas Simposium Nasional Gerakan Desa Membaca. Simposium nasional itu akan digelar secara daring pada Selasa, 14 September 2021.
“Simposium nasional ini mengusung tema Terwujudnya Masyarakat Tangguh Melalui Pustaka Bergilir Buku Masuk Rumah,” kata Ketua Panitia Simposium Nasional Gerakan Desa Membaca, Afrizal Sinaro dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (11/9).
Ia menambahkan, Simposium Nasional Gerakan Desa Membaca itu akan menampilkan narasumber A Halim Iskandar (menteri Desa, PDT dan Transmigrasi), M Syarief Bando (kepala Perpusnas), Fasili Jalal (rektor Universitas Yarsi), Syaiful Huda (ketua Komisi X DPR RI) dan Arys Hilman Nugraha (ketua Ikapi Pusat). Moderator adalah Zaim Uchrowi (ketua Yayasan Karakter Bangsa).
Rencana Yagemi-Ikapi menggelar Simposium Nasional Gerakan Desa Membaca mendapatkan tanggapan positif dari Zulfikri Anas, dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kemendikbud, dan Direktur Pengembangan dan Peningkatan Mutu Sekolah Islam Al-Iman Citayam Bogor.
“Menyikapi secara bijak situasi yang sulit adalah cara terbaik agar kita menemukan solusi komprehensif yang berefek jangka panjang,” ujarnya.
Ia menjelaskan, langkah strategis yang perlu diambil adalah meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa menjaga kesehatan lahir dan batin serta mencegah terjadinya penularan merupakan tanggung jawab semua sebagai manusia, makhluk yang berpikir, berakhlak, dan beradab.
“Untuk itu diperlukan upaya mengedukasi masyarakat melalui berbagai bacaan yang sesuai dengan kebutuhan, baik kebutuhan jangka pendek maupun kebutuhan jangka panjang,” kata Zulfikri.
Sehubungan dengan hal tersebut, mengingat pentingnya upaya mengambil langkah-langkah startategis, praktis, mudah dan murah serta memiliki efek jangka panjang, maka diharapkan program ini mendapat dukungan dari semua pihak. “Untuk itu perlu dibangun kesepakatan melalui sebuah Simposium Nasional dengan tema: Gerakan Desa Membaca agar Terwujudnya Masyarakat Tangguh melalui Sistem Pustaka Bergilir Buku Masuk Rumah. Program ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari program nasional mencerdaskan kehidupan bangsa,” papar Zulfikri Anas.
Irwandi Nashir, penggiat Literasi dari Sumatera Barat dan juga akademisi IAIN Bukittinggi juga menaggapi rencana symposium nasional tersebut. Menurutnya, simposium yang diinisiasi oleh Yagemi dan Ikapi ini sangat penting dan strategis terutama untuk dua hal.
Pertama, mendorong pengambil kebijakan baik di level legislatif maupun yudikatif untuk menelorkan program sadar membaca melalui gerakan membaca dari keluarga. “Ini menjadi program yang mesti diseriuskan dan mendapat perhatian dari pemerintah dan legislate,” ujar Irwandi.
Kedua, kata dia, menyatukan visi di kalangan mereka yang peduli dengan program literasi ini agar program sadar dan gemar membaca menjadi sebuah gerakan massal. “Karena itu mereka yang akan mejadi penggeraknya mesti punya kesatuan visi,” tutur Irwandi.