Senin 13 Sep 2021 05:54 WIB

Mencari Solusi Pendidikan Karakter di Masa Pandemi

Pergunu Aceh gelar webinar nasional pendidikan di masa pandemi.

Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI, Dr  H  Zainut Tauhid Sa
Foto: Dok Pergunu
Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI, Dr H Zainut Tauhid Sa

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Pimpinan Wilayah (PW) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Aceh menyelenggarakan webinar nasional bertema “Tantangan dan Solusi Pendidikan Karakter di Masa Pandemi”. 

Selain sejumlah tokoh pendidikan Aceh dan nasional, webinar yang berlangsung secara daring melalui Zoom ini menghadirkan Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI, Dr  H  Zainut Tauhid Sa'adi MSi yang memberikan keynote speech.

Webinar nasional yang dipandu oleh moderator Rifki Ismail SAg berlangsung mulai pukul 20.00 Wib sampai pukul 23.00 WIB dan dihadiri hampir 500 peserta di seluruh wilayah Indonesia, Selasa (7/9) malam.

Ketua PW Pergunu Aceh, Tgk  Muslem Hamdani, MA dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan webinar nasional ini diselenggarakan sebagai upaya Pergunu Aceh untuk mencari solusi terhadap permasalahan pendidikan karakter di  masa pandemi Covid-19. 

Tgk Muslem menambahkan bahwa pendidikan karakter di masa pandemi tidak berjalan secara efektif, karena pembelajaran secara daring dapat memutuskan mata rantai pertemuan guru dengan siswa. 

"Guru tidak bisa memantau langsung perkembangan perilaku siswa. Hal ini mengakibatkan  keterbatasan guru dalam membimbing langsung perilaku siswa yang melakukan kesalahan dan ini merupakan salah satu kendala pembinaan karakter siswa di masa pandemi seperti sekarang ini," ujar Tgk Muslem seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Sementara itu, ketua panitia acara, Dr  Lismijar MA dalam laporannya mengatakan bahwa kegiatan webinar nasional ini dapat terlaksana karena adanya kerja sama yang baik antara PW Pergunu Aceh dengan PC Pergunu Banda Aceh dan PC Pergunu Aceh Besar.

Lismijar yang didampingi sekretaris panitia,  Dr Fakhrul Rijal MA menambahkan bahwa terlaksananya kegiatan webinar nasional juga didukung penuh oleh Kementerian Agama RI, PP Pergunu, UIN Ar-Raniry dan Kemenag Provinsi  Aceh. 

"Oleh karena itu, panitia sangat berterima kasih kepada wakil Menteri Agama RI, ketua umum PP Pergunu, rektor UIN Ar-Raniry, Kanwil Kemenag Aceh yang telah mendukung  terlaksananya kegiatan webinar nasional ini," ujar Lismijar.

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Dr Zainut Tauhid Sa'adi yang menjadi keynote speaker  (pembicara kunci), dalam paparannya mengatakan bahwa bahwa guru adalah profesi yang sangat mulia, karena guru bertugas mendidik dan mencerdaskan generasi bangsa. Kemajuan bangsa sangat ditentukan oleh guru.

“Karena itu, walau dalam masa pendemi seperti ini, guru tetap harus bersemangat dalam mendidik dan membina siswa agar menjadi generasi yang bermanfaat untuk bangsa dan agama,” kata Zainut Tauhid.

Ketua Umum PP Pergunu Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim MA yang menjadi pemateri pertama mengatakan bahwa pembelajaran daring merupakan perpindahan media belajar dari ruang kelas ke dunia maya. Karena itu, memang menjadi kendala bagi guru dalam mendidik siswa. 

Namun demikian, pimpinan Pesantren Amanatul Ummah itu mengatakan bahwa walau dalam kondisi Covid-19  seperti ini proses pembelajaran tetap harus berjalan dengan baik agar siswa tetap terdidik dengan baik. 

Prof  Asep juga menyarankan agar guru dan siswa selalu memperbanyak doa agar terhindar dari virus Corona dan mendapat perlidungan dari Allah SWT.

Rektor UIN Ar-Raniry, Prof  Dr  Warul Walidin Ak  MA yang tampil sebagai pamateri kedua menjelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan salah satu dimensi terpenting dalam pendidikan nasional. “Pendidikan karakter yang selama ini menjadi program prioritas pemerintah juga mengalami dampak yang signifikan setelah pemberlakuan pembelajaran daring,” kata Prof Warul.

Prof Warul menjelaskan tentang bererapa tantangan pendidikan karakter di masa Covid-19 yaitu learning loss, peserta didik kehilangan role model, kehilangan interaksi edukatif, ketidaksiapan orang tua, kegandrungan kepada alat komunikasi yang keterlaluan, kurang kuatnya ruang pendidikan akidah, ibadah dan akhlakul karimah dan ketidakmampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan belajar daring.

Adapun solusi yang ditawarkan Prof  Warul adalah adanya kebijakan dan langkah-langkah yang terstruktur dan terukur dalam mengatasi learning loss, memperkuat trilogi pendidikan, adanya penguatan keteladanan secara massif, adanya interaksi edukatif yang lebih intens melalui daring, pendidikan karakter berbasis multiple intelegence, adanya  koordinasi guru dengan orang tua siswa, serta pemblokiran situs-situs merusak dan hoaks. 

Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh, Dr H Iqbal SAg MAg yang tampil sebagai pemateri ketiga menjelaskan bahwa karena keterbatasan guru bertatap muka dan bertemu dengan siswa, maka cukup besar efek yang timbul akibat pembelajaran daring terutama dalam hal pendidikan karakter. Karena itu, menurut Dr Iqbal, peran orang tua sangat diharapkan dalam mengontrol setiap perilaku siswa. 

Kabid Penmad Kemenaga Aceh Drs H Mukhlis MPd yang menjadi pemateri terakhir menyampaikan bahwa pendidikan karakter sangat penting dan harus menjadi prioritas. Karena itu, menurutnya, dalam suasan pandemi seperti ini perlu adanya komunikasi dan koordinasi yang intens antara guru dan orang tua siswa agar siswa tidak melakukan hal-hal yang merusak dan merugikan dirinya sendiri dan keluarga.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement