Senin 13 Sep 2021 14:38 WIB

80 Persen Pasien Alami Serangan Strok pada Jam-Jam Ini

Berdasarkan studi, ada jam paling berisiko di mana serangan strok terjadi.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Berdasarkan studi, ada jam paling berisiko dimana serangan strok terjadi.
Foto: Pixabay
Berdasarkan studi, ada jam paling berisiko dimana serangan strok terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), setiap 40 detik, seseorang di AS mengalami strok, dan setiap empat menit seseorang meninggal karena penyakit itu. Berdasarkan studi, ada jam paling berisiko yang menyebabkan serangan strok terjadi.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Heart Association in Stroke, hampir 80 persen serangan strok lebih mungkin terjadi antara jam enam pagi hingga 12 siang.

Baca Juga

"Ada peningkatan 49 persen pada semua jenis strok antara jam enam pagi hingga siang hari, yang merupakan peningkatan 79 persen dari risiko normal pada 18 jam lainnya dalam sehari," kata para peneliti, dilansir melalui Best Life, Senin (13/9).

Peneliti mengatakan bahwa morning excess dari strok itu adalah contoh dari 'ritme sirkadian', yakni perbedaan risiko yang bervariasi berdasarkan siklus 24 jam ritme sirkadian tubuh. Untuk penelitian tersebut, tim melakukan meta-analisis dari 31 publikasi dengan data primer dari 11.816 pasien strok.

Meskipun beberapa perbedaan agak besar di seluruh penelitian dalam ukuran sampel yang dilaporkan, yakni 59 hingga 1.075 pasien, tetapi hasil fatal versus nonfatal, dan jenis strok yang dipelajari sebagian besar menunjukkan pola diurnal yang serupa dari kejadian strok. Sebaliknya, tim menemukan 35 persen penurunan strok terjadi antara tengah malam hingga pukul enam pagi dibandingkan dengan 18 jam sehari.

Para peneliti juga menyebutkan, data yang sangat luas dan bervariasi membuat peneliti dapat menganalisis waktu dalam sehari yang berkaitan dengan strok dalam beberapa cara berbeda. Dalam satu sub-analisis, mereka mengisolasi berbagai jenis serangan untuk melihat apakah mereka memiliki korelasi yang lebih kuat atau lebih lemah terhadap waktu.

Studi lain juga telah memberikan bukti yang menunjukkan bahwa waktu bangun seseorang dapat memiliki dampak yang signifikan pasien mengalami strok. Misalnya, satu studi yang diterbitkan dalam jurnal Cerebrovascular Diseases menemukan bahwa peluang terkena strok berbeda tergantung pada seseorang yang sedang bekerja atau berlibur.

Serangan strok iskemik mencapai puncaknya antara jam enam hingga delapan pagi, selama waktu kerja dan antara jam delapan hingga 10 atau waktu istirahat. Strok terjadi lebih sering selama dua jam setelah bangun tidur dibandingkan waktu lain dalam sehari.

Tekanan darah tinggi dianggap sebagai salah satu faktor risiko paling signifikan untuk strok. Itu sebabnya mengatur tekanan darah adalah kunci untuk mencegah strok.

Studi lain yang diterbitkan dalam European Heart Journal menyimpulkan bahwa minum obat hipertensi pada waktu tidur dapat mengurangi risiko strok hingga setengahnya. Partisipan penelitian yang meminum obat mereka sebelum tidur juga mengalami 34 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami serangan jantung.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement