REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 10 persen populasi dunia terdampak oleh penyakit ginjal kronis menurut National Kidney Foundation. Pada kasus penyakit ginjal kronis, fungsi ginjal akan menurun secara bertahap. Kondisi ini juga dikenal sebagai gagal ginjal kronis.
Manusia dilahirkan dengan dua ginjal yang berfungsi untuk menyaring darah dan membuang racun melalui urinasi. Akan tetapi, beberapa faktor dapat membuat salah satu atau kedua ginjal berhenti berfungsi. Kondisi ini dikenal sebagai gagal ginjal.
Terkadang, gagal ginjal bersifat sementara atau akut. Namun dalam banyak kasus, gagal ginjal bersifat kronis di mana fungsi ginjal akan terus memburuk seiring berjalannya waktu, sehingga pasien membutuhkan terapi pengganti ginjal seperti dialisis atau transplantasi ginjal.
"Dengan demikian, mengetahui dan mengambil tindakan atas tanda-tanda penyakit ginjal penting dilakukan untuk mencegah kegagalan organ," jelas konsultan nefrologi senior dari Nanavati Max Super Speciality Hospital Dr Anup Chaudhary, seperti dilansir Times Now News, Selasa (14/9).
Penyakit ginjal kronis bukan penyakit yang terjadi dalam sekejap mata. Penyakit diabetes dan hipertensi seringkali berperan dalam terjadinya penyakit ginjal kronis.
Selain diabetes dan hipertensi, beberapa masalah kesehatan lain bisa menyebabkan gagal ginjal. Misalnya, kurangnya sirkulasi darah ke ginjal, dehidrasi berat, gumpalan darah di sekitar ginjal, penyakit jantung, dan penyakit ginjal.
Faktor lain yang juga dapat memicu gagal ginjal adalah dampak dari obat tertentu, konsumsi alkohol berlebih, penyakti autoimun seperti lupus, multiple myeloma, dan kadar gula darah yang tinggi secara tak normal.
Penyakit ginjal kronis dapat dibagi ke dalam lima stadium, di mana stadium 5 merupakan tahap terburuk. Penyakit ginjal kronis umumnya tak menunjukkan gejala pada tahap-tahap awal.
"Tetapi, tiap individu perlu mewaspadai urin berdarah atau berbusa, keinginan berkemih berulang, pola tidur yang terganggu seperti insomnia, alergi kulit, bengkak tak alami pada kaki atau sekitar mata," ujar Dr Chaudhary.
Tak adanya gejala di tahap awal membuat penyakit ini seringkali tak disadari oleh penderitanya sejak dini. Salah satu cara untuk menemukan penyakit ginjal kronis sedini mungkin dan mencegah terjadinya gagal ginjal adalah dengan melakukan skrining pada kelompok berisiko, seperti individu berusia 50 tahun atau lebih, individu dengan komorbid seperti diabetes, hipertensi, atau diabetes, serta individu dengan riwayat penyakit ginjal kronis.
Ada beberapa gejala lain yang patut diwaspadai sebagai tanda gagal ginjal. Salah satunya adalah penurunan jumlah dan frekuensi urinasi. Gejala lainnya adalah kejang dan rasa mual yang persisten.