Selasa 14 Sep 2021 15:55 WIB

Belajar Menjadi Orang Tua, Belajar Mendidik Anak

Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya.

Kiat mendidik anak menjadi lebih mudah.
Foto: republika
Kiat mendidik anak menjadi lebih mudah.

REPUBLIKA.CO.ID, Pedagogik itu seperti fungsi dalam matematika, seni mendidik sebagai domainnya dan karakteristik-karakteristik anak sebagai kodomainnya. Beberapa domain bisa dicabangkan ke kodomain, tetapi ada juga yang tidak. Seni mendidik pun seperti itu, tidak semua pedagogik cocok dan dapat diterapkan pada setiap anak.

Cara A mungkin berhasil diterapkan pada anak A, tapi belum tentu berhasil di anak B. Menurutku, itu karena anak-anak bersifat abstrak dan unik. Itulah mengapa para orang tua memiliki caranya masing-masing dalam membimbing anak.

Ketika ada lima anak yang sedang berlari kencang, setiap orang tua mereka punya cara yang berbeda-beda dalam bersikap. Orang tua anak satu berkata, “Ayo, pelan-pelan jalannya!” Orang tua pertama tidak menghentikan aktivitas anak, hanya menguranginya.

Orang tua anak dua berkata, “Aduh! jangan lari, nanti jatuh!”  Orang tua kedua khawatir.

Orang tua anak ketiga diam saja. Bukannya tak peduli, ia hanya ingin anaknya tahu bagaimana rasanya jatuh. Ia ingin anak mendapatkan pengalaman.

Orang tua anak empat berkata, “Lari terus yang kenceng!” Sebuah perintah yang berlawanan dengan yang sebenarnya ia inginkan.

Orang tua anak lima berkata, “Hati-hati, nanti kepleset”. Orang tua tersebut menyuruh anaknya agar lebih perhatian dengan sekitarnya.

Dari kelima orang tua itu, menurut kamu, orang tua dari anak ke berapa yang baik? Kalau jawabanmu “baik semua”, kita sependapat. Karakter anak itu berbeda-beda, ada yang diperingati sekali dua kali langsung menurut, ada juga yang meski diperingati berkali-kali tetapi masih belum bisa menurut.

Hal inilah yang melahirkan keberagaman sikap orang tua, karena orang tualah yang paling mengerti karakter anaknya. Itulah hebatnya orang tua.

Jika orang tua mampu memahami karakter anak dengan baik, mereka pun dapat memilih sikap yang tepat dalam menghadapi tingkah laku anaknya. Meskipun begitu, mendidik dengan mengancam, membentak, atau bahkan bermain fisik itu tidak dibenarkan. Bukan! Lebih tepatnya tidak akan pernah dibenarkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement