Kamis 16 Sep 2021 12:11 WIB

Ratusan Objek Misterius Tersebar di Galaksi Bima Sakti

Banyak objek misterius dan aneh yang belum terdeteksi.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Sabuk Kuiper.
Foto: nasa
Sabuk Kuiper.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Galaksi Bima Sakti adalah tempat yang aneh. Ada banyak objek-objek yang sulit dibayangkan sampai ditemukan oleh para ilmuwan.

Jika wahana New Horizons milik Badan Antariksa Amerika (NASA) dapat menemujan sesuatu yang aneh seperti Arrokoth, maka jangan heran jika suatu hari ditemukan onjek-objek yang lebih aneh.

 

Sebagian besar objek ini merayap di luar Neptunus dan sangat redup sehingga dapat dengan mudah bersembunyi dari sebagian besar teleskop. Namun, Survei Energi Gelap (DES) telah menemukan lebih dari 450 diantaranya.

 

Peta Bima Sakti Terbaru

Sekarang, sebanyak 461 objek trans-Neptunus (TNO) baru ditambahakan ke koleksi data DES. Ahli astrofisika Pedro Bernardinelli-Bernstein memimpin studi penemuan baru tersebut.

 

"Sifat DES untuk studi tata surya adalah berkah dan kutukan," katanya kepada SYFY Wire seperti dikutip, Rabu (15/9).

 

Bukan kebetulan DES mampu menjelaskan objek yang mungkin belum ditemukan. Antara 2013 dan 2019, DES mengamati langit dalam inframerah selama 575 malam untuk mencari fenomena yang mungkin terus memperluas alam semesta.

 

Bernardinelli dan timnya selama bertahun-tahun mengembangkan dan meningkatkan perangkat lunak sebelum mereka dapat menemukan 817 TNO asli yang telah dilihat survei yang membuatnya lebih mudah untuk menemukan yang baru. Objek yang ditemukan oleh DES telah meningkatkan jumlah keseluruhan TNO menjadi 3.000.

 

TNO apapun yang sebelumnya berada dalam kegelapan perlu dikonfirmasi terhadap simulasi deteksi untuk memastikan bahwa DES tidak hanya melihat sesuatu. Sangat tidak mungkin survei semacam itu tidak akurat karena kedalaman, keluasan, dan ketepatannya yang sangat dahsyat.

 

DES mampu menjangkau 300 juta galaksi miliaran tahun cahaya dari bumi, yang berarti ia juga bertindak sebagai semacam mesin waktu yang memberitahu kita tentang seperti apa alam semesta saat awal. Saat itu, TNO terus-menerus  dihantam oleh gravitasi benda yang jauh lebih besar seperti Neptunus.

 

"Dengan mempelajari orbit TNO saat ini, dalam arti statistik, kita dapat mencoba menelusuri kembali sejarah mereka dan melihat urutan peristiwa dimana tata surya awal dapat membentuk populasi TNO berbeda yang kami lihat sekarang," kata Bernardinelli. 

 

"Misalnya perbedaan dalam seberapa cepat Neptunus bermigrasi menyebabkan perbedaan sifat orbital TNO."

 

Tak semua TNO berasal dari tempat yang sama. Banyak objek antarbintang yang akhirnya menjadi penyusup tata surya yang sekarang telah berada di sini selama ribuan tahun. Diperkirakan lebih banyak bongkahan batu dan es di awan Oort yang misterius berasal dari sistem bintang lain selain dari sistem kita. Bahkan, Pluto secara teknis adalah obyek trans-Neptunus. 

 

TNO terbesar yang terbesar yang tertangkap mengorbit matahari sejak Pluto adalah objek sabuk Kuiper yang dikenal sebagai Quaoar yang cukup besar bagi Hubble untuk melihat dan mengorbit matahari dari jarak 4 miliar mil.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement