Kamis 16 Sep 2021 14:17 WIB

Perawatan Paliatif Diberikan Bersamaan dengan Kuratif Kanker

Dulu, perawatan paliatif diberikan saat penderita kanker sudah tak bisa disembuhkan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Komunitas Aku Badut Indonesia (ABI) bekerjasama dengan Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) menghibur sejumlah anak pengidap kanker di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (7/2/2020). Anak-anak yang berjuang melawan kanker membutuhkan perawatan paliatif sejak awal diagnosis.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Komunitas Aku Badut Indonesia (ABI) bekerjasama dengan Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) menghibur sejumlah anak pengidap kanker di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (7/2/2020). Anak-anak yang berjuang melawan kanker membutuhkan perawatan paliatif sejak awal diagnosis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penyakit kronis seperti kankar dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Saat ini, jumlah kasus baru anak dengan kanker di seluruh dunia bertambah 300.000 per tahun, namun hanya 20 persen dari pengidapnya yang tinggal di negara berkembang dapat bertahan.

Dalam pengobatan kanker, penting untuk memberikan pelayanan paliatif. Namun, pelayanan ini sering kali disalahartikan.

Baca Juga

Dr. Anky Tri Rini Kusumaning Edhy SpA(K) dari RS Kanker Dharmais, menjelaskan, orang tua sering enggan mendapatkan pelayanan paliatif bagi anak penderita kanker karena pandangan yang kurang tepat. Paliatif dianggap sebagai fase di mana anak sudah tidak ada harapan dan tidak bisa disembuhkan.

Dulu, model pelayanan paliatif memang kerap diberikan setelah pengobatan kuratif tidak berhasil. Namun, saat ini, perawatan paliatif justru diberikan sejak awal diagnosis, jadi bersamaan dengan pengobatan kuratif.