Kamis 16 Sep 2021 16:11 WIB

Lima Tanda Anda Alami Masalah Bekuan Darah

Untuk mencegah bekuan darah, sebaiknya Anda tidak duduk diam untuk waktu yang lama.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Tanda Anda mengalami bekuan darah (ilustrasi).
Foto: breakingmuscle
Tanda Anda mengalami bekuan darah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deep vein thrombosis (DVT) adalah bekuan darah di pembuluh darah, biasanya di kaki. Jika tidak segera diobati, bisa berbahaya. Anda memerlukan perhatian medis yang serius atas problem kesehatan ini.

Dilansir di laman Express, Kamis (16/9), beberapa tanda umum DVT yang harus diwaspadai adalah nyeri berdenyut atau kram pada satu kaki (jarang kedua kaki), biasanya di betis atau paha, bengkak pada satu kaki (jarang kedua kaki), kulit hangat di sekitar area yang sakit, kulit merah atau gelap di sekitar area yang sakit, dan pembengkakan pembuluh darah yang keras atau sakit saat Anda menyentuhnya.

Gejala-gejala ini juga dapat terjadi di lengan atau perut Anda jika itu adalah tempat bekuan darah. Jika Anda memiliki gejala DVT, National Health Service (NHS) menyarankan Anda untuk membuat janji dengan dokter umum atau hubungi 111.

Namun, DVT bisa sangat serius dan dapat menyebabkan emboli paru. Ini adalah saat gumpalan darah di pembuluh darah Anda terlepas, berjalan melalui aliran darah Anda dan terjebak di paru-paru Anda.

Emboli paru dapat mengancam jiwa dan membutuhkan perawatan segera. Oleh karena itu, jika Anda sesak napas dan mengalami nyeri dada disertai gejala-gejala di atas, penting untuk segera menghubungi 999.

Anda lebih mungkin mengalami DVT jika Anda berusia lebih dari 60, kelebihan berat badan, merokok, minum pil kontrasepsi atau HRT, menderita kanker atau gagal jantung, dan memiliki varises. Ada juga beberapa situasi sementara ketika Anda lebih berisiko terkena DVT yaitu sedang tinggal atau baru saja meninggalkan rumah sakit. Utamanya, jika Anda tidak dapat banyak bergerak, terkurung di tempat tidur, sedang hamil atau jika Anda memiliki bayi dalam enam minggu sebelumnya dan dehidrasi. Dalam beberapa kasus, DVT dapat terjadi tanpa alasan yang jelas.

Diagnosis DVT, jika dokter mengira Anda menderita DVT, Anda harus dirujuk ke rumah sakit dalam waktu 24 jam untuk pemindaian ultrasound. Pemindaian menunjukkan apakah darah mengalir secara normal melalui vena. Anda mungkin juga menjalani rontgen vena (venogram). Untuk ini, Anda akan disuntik dengan pewarna untuk menunjukkan di mana bekuan darah berada.

Tetap bugar, sehat, dan aktif adalah cara ideal untuk mencegah DVT. Sebaiknya Anda menjaga berat badan yang sehat, tetap aktif seperti berjalan-jalan secara teratur dapat membantu, minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi karena DVT lebih mungkin terjadi jika Anda mengalami dehidrasi.

Namun, untuk mencegah DVT sebaiknya Anda tidak duduk diam untuk waktu yang lama, bangun dan bergerak setiap jam atau lebih. Jangan pula menyilangkan kaki Anda saat Anda sedang duduk, itu dapat membatasi aliran darah. Hindari asap dan dapatkan dukungan untuk berhenti merokok. Selain itu, tidak minum banyak alkohol.

Untuk pengobatan DVT, Anda mungkin mendapat suntikan obat antikoagulan (pengencer darah) yang disebut heparin saat Anda menunggu pemindaian ultrasound untuk mengetahui apakah Anda menderita DVT. Setelah DVT didiagnosis, pengobatan utama adalah tablet obat antikoagulan, seperti warfarin dan rivaroxaban. Anda mungkin akan meminum tablet setidaknya selama tiga bulan.

Jika obat antikoagulan tidak cocok, Anda mungkin memiliki filter yang dimasukkan ke dalam vena besar - vena cava - di perut Anda. Filter menjebak dan menghentikan gumpalan darah yang mengalir ke jantung dan paru-paru Anda. 

Perawatan yang lebih baru melibatkan pemecahan dan pengisapan bekuan darah melalui tabung kecil di pembuluh darah. Anda biasanya perlu minum obat antikoagulan selama beberapa bulan setelah perawatan ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement