REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah disebut tidak perlu jauh-jauh mencari profil guru yang pancasilais. Ketua Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, menyatakan, guru-guru Pancasilais tersebut ada pada organisasi-organisasi yang selama ini telah mengiringi tumbuh besarnya negara dan bangsa ini bersama dengan Pancasila.
"Profil guru yang pancasilais itu pada level organisasi, (guru yang) ada di organisasi-organisasi yang mengiringi tumbuh besarnya negara dan bangsa ini," ungkap Syaiful dalam webinar, Kamis (16/9).
Dia menyebutkan sejumlah organisasi yang di dalamnya terdapat guru-guru pancasilais tersebut, yakni Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Persis, Taman Siswa, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Majelis Nasional Pendidikan Katolik, dan seterusnya.
Dia menyatakan, dengan adanya organisasi-organisasi itu, pemerintah tak perlu repot mencari guru pancasilais. "Karena itu saya ingin mempertegas, BPIP tak perlu mencari profil yang lain. Cukup menggandeng organisasi-organisasi besar yang tadi saya sampaikan. Akan efektif membangun sinergi mencetak siswa-siswa berprofil pancasila di masa-masa yang akan datang," jelas Syaiful.
Oleh sebab itu, dia mengingatkan, negara dan pemerintah tidak boleh salah memperlakukan organisasi-organisasi besar tersebut. Organisasi-organisasi kemasyarakatan itu, kata Syaiful, telah meletakkan dan menjadi perintis pendidikan di Indonesia bahkan sebelum negara dan bangsa ini mengambil peran tersebut.
"Ketika saya ditanya profil guru Pancasilais yang mana, jawabannya adalah profil guru pancasilais yang ada di organisasi-organisasi kemasyarakatan itu. Organisasi guru yang sudah lama mengabdi dan mengawal Pancasila," kata dia.
Syaiful juga menyatakan, penting bagi pemerintah untuk memberikan peran lebih kepada seluruh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang ada di seluruh Indonesia.
Peran lebih itu, kata Syaiful, dapat diberikan dengan memberikan porsi yang lebih kepada mereka dan pada proses keberpihakan dalam mencetak para guru yang pancasilais. "Dalam mencetak para guru-guru untuk meningkatkan kapasitas, kapabilitas, potensi, terutama mencetak profil guru yang pancasilais itu," ungkap Syaiful.
Dia mendorong penguatan peran terhadap LPTK tersebut agar diberikan oleh pemerintah. Dia tak ingin LPTK terkesan tidak diberi peran dan dibiarkan begitu saja, padahal pada saat yang sama negara ini membutuhkan mereka untuk mencetak kompetensi guru, yang penting untuk masa depan kelak.
"Pada saat yang sama kita membutuhkan mereka, LPTK, dalam rangka mencetak komptensi guru yang sampai kepada menjadikan guru berprofil sebagai profil guru Pancasilais," jelas dia.