REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA -- Rencananya, Uni Eropa akan melarang penjualan mobil bermesin konvensional pada 2035. Tapi, tak semua negara dalam Uni Eropa sepakat akan kebijakan tersebut.
Dikutip dari Drive pada Kamis (16/9), salah satu negara yang menolak rencana itu adalah Republik Ceska. Ceska saat ini tengah melakukan langkah negosiasi soal pelarangan kendaraan konvensional atau kendaraan internal combustion engine (ICE).
Perdana Menteri Ceska, Andrej Babiš mengatakan, Ceska tak setuju dengan kebijakan itu karena seakan Uni Eropa didikte oleh para fanatik. "Kami tak setuju, Parlemen Eropa tak bisa didikte oleh green fanatics," kata Andrej Babiš.
Dijadwalkan, Ceska akan mengambil alih kepemiminan Uni Eropa pada 2022. Nantinya, pembatalan soal pelarangan kendaraan konvensional akan jadi prioritas utama dalam kepemimpinan tersebut.
Belum diketahui secara pasti hal apa yang mendorong langkah dari Ceska tersebut. Karena, pabrikan otomotif asal Ceska yang bernama Skoda sendiri sebenarnya memiliki rencana untuk terjun dalam pasar mobil listrik.
Skoda pun sempat memberikan konfirmasi untuk menghadirkan tiga mobil listrik pada 2030. Selain itu, pada 2030 Skoda juga menargetkan 50 hingga 70 persen penjualan di Eropa berasal dari mobil listrik.
Rencana dari Uni Eropa didorong oleh sembilan negara anggota Uni Eropa. Hal ini pun direspons oleh European Commission yang kemudian membuat pengajuan regulasi soal pelarangan tersebut. Kesembilan negara yang mendorong regulasi ini adalah Denmark, Belanda, Austria, Belgia, Yunani, Irlandia, Lithuania, Luxembourg dan Malta.