REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --- Warga Bandung memang seperti tak habis-habisnya salam berkreativitas. Tak heran, kalau kota yang dijuluki 'Paris Van Java' ini, kerap menjadi kiblat fesyen di Indonesia.
Salah satu warga yang memiliki kreativitas tinggi adalah Eka Saputra, founder dari brand clothing Loud n Clear. Brand yang menyasar segmen musik dan skateboard ini didirikan karena memang menyukai pakaian yang simple, tshirt, jeans dan hoodie. Tapi, dalam kesempatan yang sama, ingin ada rasa bangga memakai produk dari brand sendiri.
“Awalnya dari diri sendiri yang memang suka pake pakain simple, dari situ mulai lah bikin brand sendiri. Dan keinginan untuk meramaikan industri fesyen di Bandung yang memang tersohor untuk urusan fesyen,” ujar Eka kepada wartawan, Sabtu (18/9).
Eka mengatakan, brand Loud n Clear berbeda dengan produk sejenis. Loud n Clear lebih menonjolkan sederhana dari setiap desain yang dikeluarkan.
“Yang membedakan dari mulai desain yang lebih main di typografi dan Logo-logo, karena memang saya pribadi suka yang simple aja. Tidak suka yang belibet banyak warna gitu,” ujar pria 39 tahun yang memiliki satu orang anak ini.
Untuk menghasilkan desain produknya, Eka terjun langsung untuk membuatnya. Kecuali, kalay ada artikel eksklusif yang bekerja sama dengan pihak lain.
“Kalau desain, semua sendiri, kecuali ada artikel exclusive, itu desainnya hasil dari buah pikir bareng-bareng antara kami dan brand/band yang dimaksud,” katanya.
Menurut Eka, banyak orang beranggapan bahwa untuk memulai usaha butuh modal yang besar. Padahal, tidak selamanya usaha diukur dari banyaknya modal yang dikeluarkan.
Setidaknya, kata dia, hal itu dibuktikan oleh Eka. Melalui kerja kerasnya, Eka merintis usahanya dari kecil hingga berkembang dan menembus pasar apparel nasional.
Awalnya, kata dia, ia hanya pengusaha konveksi biasa yang kerap memenuhi pesanan produk apparel dari para kolega bisnisnya. Namun, seiring berjalannya waktu, Eka, kemudian berpikir mengapa tidak menciptakan brand sendiri hingga akhirnya tercetuslah brand Loud n Clear.
"Awalnya usaha itu bikin untuk clothing-an orang (maklon). Lama kelamaan, saya berpikir saya juga bisa, sehingga tercetuslah Loud n Clear sejak tahun 2017," katanya.
Modal awalnya, kata dia, tidak lebih dari Rp 5 juta. Itu pun prosesnya tak langsung sebesar itu. "Jadi, ada modal buat produksi satu lusin dibikin dulu terus keuntungannya ditabung untuk produksi berikutnya,” kata Eka.
Eka juga mengatakan, produk Loud n Clear awalnya dipasarkan lewat sistem hand to hand dengan mengandalkan teman-teman dekatnya sebagai konsumen. Seiring berjalannya waktu, Eka pun mulai memberanikan memasarkan secara online pada 2018 lalu.
"Dulu pemasarannya hand to hand lewat temen deket, tahun 2018 mulai berani main di Instagram dan hasilnya lumayan signifikan. Sejak tahun 2019 sampai sekarang sudah masuk e-commerce seperti Shopee dan lainnya," katanya.
Sejak saat itu, kata Eka, usaha yang digelutinya mulai menunjukkan titik terang dan pesanan yang masuk pun semakin banyak. Tidak hanya dari dalam kota, namun juga datang dari customer di berbagai daerah di Indonesia.
Kini, kata dia, setiap bulannya, pesanan produk apparel Loud n Clear berkisar 500-1.000 pieces. Tidak hanya t'shirt, Eka juga memproduksi kemeja, jaket, sweater, dan berbagai apparel lainnya.
"Soal harga juga tergantung permintaan customer, mulai dari Rp 50 ribu sampai Rp 200 ribu per pieces," katanya.
Tak tanggung-tanggung, kata Eka, omzet yang dia peroleh saat ini mencapai puluhan juta rupiah setiap bulannya. Dengan hasil yang didapatnya itu, Eka pun kini bisa membuka toko apparelnya di kawasan Jalan Trunojoyo yang dikenal sebagai pusat belanja anak muda di Bandung.