Menurut mereka, hal yang lebih penting lagi, sains mencakup hipotesis alternatif, argumen kontradiktif, verifikasi, sanggahan, dan kontroversi.
"Berangkat dari prinsip ini berisiko membangun dogma, meninggalkan esensi sains, dan lebih buruk lagi, membuka jalan bagi teori konspirasi. Sebaliknya, komunitas ilmiah harus membawa debat ini ke tempatnya: kolom jurnal ilmiah," kata penulis artikel.
Investigasi yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terhadap SARS-CoV-2 mendapat banyak pengawasan atas hasil yang tidak meyakinkan pada bulan Maret. Sementara itu, China telah menolak fase kedua penyelidikan tentang asal-usulnya.