Selasa 21 Sep 2021 00:01 WIB

Antrean Pembelian Mobil di Australia Makin Panjang

Produksi pada sejumlah pabrikan terkendala oleh kelangkaan chip.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Bisnis rental mobil (ilustrasi)
Foto: Antara
Bisnis rental mobil (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pandemi membuat konsumen mobil di beberapa negara harus menunda rencananya untuk memiliki mobil baru. Karena, proses produksi pada sejumlah pabrikan terkendala oleh kelangkaan chip.

Dikutip dari  Drive pada Senin (20/9), kini antrean itu bisa lebih panjang karena perusahaan rental mobil dan beberapa perusahaan lain mulai melakukan peremajaan kendaraan.

Baca Juga

Perusahaan rental saat ini mulai melakukan pemesanan kendaraan secara besar-besaran untuk mengantisipasi lonjakan permintaan. Diperkirakan, nantinya akan banyak konsumen yang akan melakukan penyewaan kendaraan untuk berlibur di dalam negeri mengingat pandemi membuat adanya pembatasan perjalanan internasional.

Hal itu pun telah terlihat pada bulan lalu yang menggambarkan bahwa jumlah pengguna rental mobil naik hingga tiga kali lipat dibanding bulan Juli 2021. Secara year to date, pengguna rental juga naik dua kali lipat.

Sementara itu, seiring dengan pemulihan perekonomian, sejumlah perusahaan swasta dan instansi pemerntah juga mulai melakukan pepremajaan atau penambahan kendaraan operasional.

Tingginya permintaan untuk mobil rental dan mobil opersional inilah yang membuat konsumen pribadi harus mengalah. Karena, perusahaan memang mendapat prioritas dari pabrikan mengingat mereka biasanya melakukan pembelian dalam jumlah besar.

Soal kelangkaan chip atau semikonduktor, persoalan ini diperkirakan masih akan terjadi hingga 2022 di Australia. Beberapa pabrikan yang mengalami penundaan pemenuhan kebutuhan mobil diantaranya adalah Toyota, Hyundai, Kia, Ford, Nissan, Mitsubishi dan Volkswagen (VW).

Bahkan, kelangkaan chip ini memaksa Toyota untuk mengurangi produksinya secara global pada bulan ini. Tentu, ini akan sangat berpengaruh bagi pasokan kendaraan di beberapa negara karena pengurangan yang dilakukan mencapai setengah dari produksi yang dilakukan saat ini.

Dalam kondisi seperti ini, sikap konsumen Australia pun beragam. Ada beberapa konsumen yang bisa memahami hal ini dan memilih untuk menunggu. Ada pula konsumen yang meminta uang muka dikembalikan.


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement