REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menunjang fungsi pengawasan dan pelayanan dalam upaya mendorong kemajuan ekonomi nasional, Bea Cukai terus meningkatkan sinergi positif dengan berbagai pihak. Kali ini sinergi dilakukan antara lain oleh Bea Cukai Jateng DIY, Bea Cukai Ambon, Bea Cukai Kediri dan Bea Cukai Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel).
Di Semarang, Bea Cukai Jateng DIY menerima kunjungan dari Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) pada Senin, (13/09). GINSI merupakan asosiasi yang dibentuk salah satunya untuk mempermudah transfer informasi terkait kepabeanan, terutama prosedur ekspor dan impor yang dinamis. Kegiatan ini merupakan langkah Bea Cukai Jateng DIY dalam memperkuat sinergi setelah sebelumnya juga menerima kunjungan dari Asosiasi Pengusaha Kawasan Berikat.
“Bea Cukai selalu menerima niat baik pihak lain salah satunya GINSI untuk meningkatkan koordinasi positif. Semoga asosiasi ini dapat dimaksimalkan oleh seluruh anggotanya. Selain itu, kami akan tetap memberikan equal treatment kepada seluruh stakeholder baik yang tergabung dalam asosiasi maupun tidak,” ujar Kasubdit Komunikai dan Publikasi Bea Cukai, Tubagus Firman Hermansjah.
Selanjutnya, upaya menigkatkan hubungan kerja sama yang produktif Bea Cukai Ambon menerima kunjungan dari PT Pelindo IV Cabang Ambon, Kamis (16/09). Dalam kunjungan ini keduanya membahas terkait pelayanan dan kendala dalam bidang jasa kepelabuhanan.
Bea Cukai Ambon menyampaikan kendala terkait kelangkaan kontainer untuk ekspor, namun bak gayung bersambut PT Pelindo IV Cabang Ambon menyampaikan rencana untuk mendatangkan kontainer ekspor. Sehingga untuk langkah selanjutnya keduanya akan mengagendakan koordinasi dengan Tim Percepatan Ekspor Provinsi Maluku untuk membahas bersama-sama.
Di Jawa Timur, Bea Cukai Kediri turut hadir dalam rangkaian sosialisasi Kebijakan Penanaman Modal, Sosialisasi Kemitraan Berusaha, Online Single Submission (OSS) dan Workshop Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Kediri, (16/09).
Dalam kesempatannya, Bea Cukai Kediri menyampaikan terkait fasilitas-fasilitas fiskal yang telah diberikan oleh Bea Cukai secara nasional meliputi kawasan berikat, KITE, kawasan ekonomi khusus, serta fasilitas lainnya. Selain itu, juga disampaikan terkait upaya yang bersifat internal maupun sinergi antar instansi yang dilakukan Bea Cukai Kediri dalam mendorong kegiatan ekspor di Lingkar Wilis.
“Bea Cukai Kediri telah mengadakan dialog bersama Atase Perdagangan dan Keuangan Indonesia di Singapura guna mencari market pasar luar negeri, kemudian melakukan dialog bersama BPS Jawa Timur, Biro Perekonomian Pemprov Jatim, perwakilan akademisi UNISKA, serta perwakilan pengusaha porang dalam upaya menggali potensi ekonomi Lingkar Wilis. Selain itu upaya lain seperti sosialisasi fasilitas KITE IKM, membangun Klinik Ekspor, serta telah mengembangkan Aplikasi SIAPBECIK untuk pengusaha Kawasan Berikat dan KITE,” jelas Firman.
Sementara dalam meningkatkan fungsi pengawasan, Kanwil Bea Cukai Sulbagsel mengunjungi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Makassar. Kunjungan ini dilakukan mengingat tugas dan fungsi Bea Cukai dan BPOM banyak beririsan, utamanya dalam hal pencegahan peredaran barang ilegal di masyarakat seperti obat-obat tradisional, kosmetik, ataupun produk komplemen dan makanan yang belum memiliki persetujuan untuk dapat diedarkan.
Friman mengatakan bahwa sinergi, koordinasi, dan kolaborasi sangat dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan di era seperti ini. "Dengan kita bersinergi, informasi dan tenaga bisa datang dari mana saja, sehingga upaya untuk melindungi masyarakat bisa lebih maksimal," katanya.