REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi X DPR, Syaiful Huda mengkritisi kebijakan pemerintah mempermudah anak-anak berusia di bawah 12 tahun untuk mengakses mal. Menurutnya, yang dirindukan anak-anak saat ini bukanlah mal, melainkan dibukanya kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
"Setahuku anak-anak rindu sekolah, tidak rindu mal. Karena itu, di mata saya ya, yang membidangi pendidikan, rasanya belum perlu anak-anak kita untuk diberi akses, diberi kesempatan untuk ke mal, lebih baik anak-anak kembali ke sekolah," kata Huda di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (21/9).
Huda mengatakan, jika disuruh memilih, ia meyakini 99 persen anak akan memilih opsi untuk kembali ke sekolah. Sebagian besar dari mereka ingin kembali belajar di sekolah.
"Ketimbang ke mal, mending balik ke sekolah. Dan ini dirindukan anak-anak," ujarnya.
Huda menuturkan, iming-iming memperbolehkan anak ke mal dinilai kurang pas. Di tengah kondisi darurat pendidikan saat ini, kebijakan memperbolehkan anak ke mal jangan sampai membuat anak malas bersekolah.
"Saya kira yang terbaik dari sisi pendidikan supaya anak-anak didorong untuk kembali ke sekolah," tuturnya.
Menurut dia, saat ini sekolah yang menggelar PTM baru 60 persen. Angka tersebut dinilai masih jauh dari yang diharapkan. "Karena opsinya gini, opsinya learning loss sudah terjadi, baik secara kuantitas maupun kualitas penurunannya tinggi banget. Kita memperbaiki PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), opsinya agak rumit. Karena itu opsi terbaik kembali ke sekolah melalui PTM. Sayangnya belum semua sekolah berani melakukan itu," terang politikus PKB itu.