Kamis 23 Sep 2021 00:12 WIB

Obat Asam Urat Probenesid Berpotensi Cegah-Obati Covid-19

Uji klinis obat asam urat probenesid untuk Covid-19 akan segera dimulai.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Obat Covid-19 (ilustrasi). Uji klinis probenesid sebagai pencegah sekaligus obat Covid-19 akan segera berlangsung.
Foto: www.freepik.com
Obat Covid-19 (ilustrasi). Uji klinis probenesid sebagai pencegah sekaligus obat Covid-19 akan segera berlangsung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Obat asam urat yang telah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) tampak menunjukkan efektivitas dalam mengatasi infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Hal itu terungkap dari studi terbaru dari University of Georgia (UGA) yang diterbitkan dalam jurnal sains Nature.

Obat asam urat probenesid memiliki sifat antivirus yang ampuh. Ini menjadikannya sebagai kandidat utama obat oral untuk memerangi Covid-19 sekaligus penyakit virus pernapasan umum dan mematikan lainnya. 

Baca Juga

 

 

Probenesid telah dipasarkan dan digunakan untuk mengobati asam urat dan selama lebih dari 40 tahun. Efek samping penggunaannya minimal bagi pasien.

"Tetapi, sebenarnya tidak ada yang benar-benar aman dalam melawan Covid-19," kata Ralph Tripp, penulis utama studi dan GRA Eminent Scholar of Vaccine and Therapeutic Studies di UGA's College of Veterinary Medicine, dalam sebuah pernyataan, dilansir Fox News, Rabu (22/9). 

 

 

 

Menurut Tripp, probenesid bekerja untuk semua virus pernapasan RNA yang diuji, termasuk SARS-CoV-2, RSV, dan coronavirus. Antivirusnya juga bisa melawan semua virus flu yang beredar di musim yang sama.

"Intinya, Anda berpotensi mengurangi infeksi dan penyakit menggunakan obat oral yang satu ini," ujar Tripp,

 

Probenesid memblokir replikasi virus dan mencegahnya menginfeksi sel individu. Dalam pengujian, UGA mengatakan, obat tersebut bekerja baik sebagai profilaksis sebelum pajanan virus dan sebagai pengobatan pascapajanan, dan mencatat bahwa obat tersebut juga terbukti efektif dalam memerangi RSV secara in vitro.

 

 

"Meskipun obat itu terutama akan digunakan setelah seseorang positif terkena virus, temuan profilaksis berarti orang yang mengetahui dirinya terpapar virus juga dapat menggunakan obat untuk mencegahnya jatuh sakit," jelas Tripp. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement