Kamis 23 Sep 2021 11:29 WIB

Pekan Lalu, Es di Samudra Arktik Capai Luasan Terendah

Banyak es menghilang, bukan pada luasnya namun pada ketebalannya.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Gambar luasan es samudera Arktik.
Foto: nasa
Gambar luasan es samudera Arktik.

REPUBLIKA.CO.ID, MARYLAND -- Es laut di Samudra Arktik dan cekungan sekitarnya tampaknya telah mencapai batas minimum tahunannya pada 16 September 2021. Es menyusut pada musim semi dan musim panas. 

Jangkauan musim panas adalah yang kedua belas terendah dalam catatan satelit, menurut para ilmuwan di Pusat Data Salju dan Es Nasional dan NASA.

Baca Juga

Siaran pers Earth Observatory NASA, Kamis (23/9), menunjukkan peta luasan es laut pada 16 September 2021. Luasan es (putih) pada hari itu didefinisikan sebagai luas total di mana konsentrasi es setidaknya 15 persen, berukuran 4,72 juta kilometer persegi (1,82 juta mil persegi) lebih tinggi dari beberapa tahun terakhir. 

Luasan es laut pada tahun 2020 dan 2019 adalah rekor terendah kedua dan ketiga pada 3,74 juta kilometer persegi pada tahun 2020 dan 4,14 juta pada tahun 2019.

Lebih sedikit es laut yang mencair pada tahun 2021 meskipun planet ini secara keseluruhan lebih hangat dari biasanya. Tahun ini adalah capaian rekor suhu baru di Amerika Utara dan Eurasia, kekeringan di AS Barat, dan episode pencairan intens di lapisan es Greenland. 

Tetapi lebih jauh ke utara, kondisi umumnya tetap dingin dan badai di seberang Samudra Arktik. Untuk sebagian besar musim panas, tekanan rendah di atas Kutub Utara membawa langit berawan, yang membatasi jumlah sinar matahari yang dapat mencapai es dan memacu pencairan. Badai juga dapat menyebarkan es, memperlambat penurunan luasnya. Perbedaan seperti itu dari tempat ke tempat dan tahun ke tahun telah diperkirakan. 

Baca juga : Tidak Rasakan Efek Samping, Vaksinnya tak Bekerja?

"Saya tidak melihat adanya inkonsistensi dengan luasan es laut Arktik yang tidak memecahkan rekor tahun ini meskipun suhu global sedang tinggi. Kuncinya adalah bahwa Bumi itu besar dan ada perbedaan secara regional," kata Claire Parkinson, ilmuwan es laut di Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA. 

Peneliti es laut di Pusat Data Salju dan Es Nasional Walt Meier menambahkan, para peneliti tidak memperkirakan es laut menjadi lebih rendah setiap tahun.

"Sama seperti kami tidak memperkirakan suhu menjadi lebih hangat di mana-mana di Bumi setiap tahun bahkan dengan pemanasan global," kata Meier.

Tren jangka panjang lebih penting daripada tahun mana pun, dan tren tersebut masih mengarah ke bawah dengan kuat. Sebanyak 15 luasan minimum terendah dalam catatan satelit 43 tahun semuanya terjadi dalam 15 tahun terakhir (2007 hingga 2021).

Parkinson dan Meier berpikir bahwa musim panas ini, banyak es hampir menghilang tetapi tidak pernah mencapai titik itu, mempertahankan luasnya tetapi bukan ketebalannya. 

"Tampaknya ada cukup banyak es di Laut Beaufort dan Chukchi yang tampaknya menjadi sangat tipis, tetapi tidak ada cukup energi sepanjang musim panas untuk mencairkannya sepenuhnya," kata Meier.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement