REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski bisa berdampak besar, stroke sebetulnya bisa dihindari. Caranya ialah dengan mengendalikan faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena stroke.
"Kita mencegah jangan sampai terkena stroke dengan mengendalikan faktor risiko. Kalau sudah terkena stroke tidak ada waktu lagi, kecuali segera ke rumah sakit," kata Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta, dr. Mursyid Bustami, Sp.S (K), KIC, MARS, dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat.
Mursyid menuturkan, stroke merupakan salah satu permasalahan kesehatan utama di Indonesia dengan tingkat kematian tinggi. Tingkat kejadian stroke makin lama makin meningkat tiap tahun.
Secara umum, stroke terbagi dua macam, yakni stroke penyumbatan pembuluh darah dan stroke pendarahan (stoke hemoragik). Persentase stroke pendarahan dari total kejadian stroke hanya sekitar 20 persen, bahkan ada beberapa kepustakaan di negara lain mencatat hanya 15 persen.
Mayoritas kejadian adalah stroke penyumbatan pembuluh darah. Sementara 70 persen pasien dengan stroke pendarahan mengeluh sakit kepala, dan 60 persen pasien diikuti dengan penurunan kesadaran, penurunan gerak tubuh, dan kejang.